Kamis 23 Nov 2017 10:05 WIB

Maskapai Australia Tetap Terbang ke Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengukur besaran gempa tremor pada seismograf, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (22/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengukur besaran gempa tremor pada seismograf, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali mengalami letusan freatik, Selasa (21/11) petang. Hal tersebut ternyata tidak mengganggu jadwal penerbangan sejumlah maskapai pesawat dari Australia, seperti Jetstar dan Virgin Australia.

Kedua maskapai asal Negeri Kangguru tersebut mengonfirmasi tetap beroperasi seperti biasa. Sejauh ini belum ada penundaan atau pembatalan penerbangan dari beberapa negara bagian di benua tersebut.
 
"Saat ini tidak ada dampaknya pada penerbangan. Penerbangan Virgin Australia beroperasi sesuai jadwal, kecuali ada imbauan lain," kata perwakilan Virgin Australia, dilansir dari Sydney Morning Herald, Kamis (23/11).
 
Frekuensi penerbangan Virgin Australia ke Bali sebanyak tiga kali sehari. Maskapai tersebut terus memantau aktivitas Gunung Agung di Bali. Bagaimana pun, sebut perwakilan maskapai tersebut kode penerbangan dari Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) saat ini sudah di level oranye yang berarti mengindikasikan kemungkinan peningkatan potensi letusan.
 
Jetstar Australia melalui akun Twitternya @JetstarAirways menyatakan penerbangan dari Australia berlangsung normal. Pihak maskapai akan terus memperbaharui status penerbangan terkait aktivitas Gunung Agung.
 
Ahli vulkanologi asal Selandia Baru, Janine Krippner mengatakan letusan freatik Gunung Agung masih sangat kecil. Orang-orang tidak perlu panik dan tetap memperhatikan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
 
"Letusan freatik saat ini bukan letusan serius, namun ini memang bisa saja berubah," katanya.
 
Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan operasional penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap normal hingga Rabu (22/11) siang. Otoritas terkait terus melakukan pemantauan visual, khususnya laporan pilot.
 
"Penerbangan dari dan menuju Bali masih normal," kata Arie di Mangupura, Badung.
 
Arie mengatakan kondisi bandara sejauh ini masih aman. Pihak bandara juga sudah melakukan paper test di kawasan bandara untuk mendeteksi keberadaan abu vulkanik di kawasan bandara. Kertas khusus tersebut ditaruh di area terbuka selama dua jam. Hasilnya diobservasi dan tidak didapati abu vulkanik.
 
Observasi tersebut diperkuat dengan citra satelit Himawari milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang tak mendeteksi adanya abu vulkanik di kawasan bandara. Otoritas kini mengaktifkan Pusat Operasi Darurat untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan dari bencana Gunung Agung ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement