Rabu 22 Nov 2017 19:51 WIB

Sebagian Sekolah Pedalaman Sungai Lahei Sudah Kembali Aktif

Dua pelajar berangkat sekolah melintasi banjir di Jalan Belakang Bappeda Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Jumat (15/4).
Foto: Antara/Kasriadi
Dua pelajar berangkat sekolah melintasi banjir di Jalan Belakang Bappeda Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Jumat (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Sebagian sekolah dari Taman Kanak-Kanak, SD dan SMP di pedalaman Sungai Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mulai mengaktifkan kegiatan belajar kembali setelah sebelumnya libur akibat terkena banjir.

"Namun sebagian sekolah lainnya masih belum aktif karena sebagian masih terendam banjir dan bersih-bersih sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara, Masdulhaq di Muara Teweh, Rabu.

Beberapa sekolah yang mulai melaksanakan kegiatan belajar yakni sekolah di Desa Haragandang, Muara Pari dan Bengahon karena desa setempat banjir sudah surut. Sedangkan sekolah di Desa Karendan dan Rahaden serta sekolah lainnya sedang membersihkan sekolah yakni kursi, meja dan dinding.

"Insya Allah dalam waktu dekat sudah aktif proses belajar dan mengajar. Kita harapkan banjir segera surut semua, karena pihak sekolah pada minggu pertama Desember 2017 yakni tanggal 4-9 Desember akan menggelar ulangan sekolah," katanya.

Banjir akibat meluapnya Sungai Lahei yang terjadi sejak sepekan lebih itu sempat membuat 237 pelajar dari TK, SD, dan SMP di sejumlah desa di pedalaman Sungai Lahei diliburkan. Sekolah yang diliburkan, yakni tujuh SDN, delapan TK, dan dua SMP, tersebar di Desa Haragandang, Karendan, Muara Pari, Rahaden, Hurung Enep, Juju Baru, Muara Inu dan Bengahon di Kecamatan Lahei.

Selain sekolah terendam banjir dengan ketinggian mencapai dua meter, sejumlah sekolah mengalami kerusakan fisik, peralatan mebeler, rumah dinas guru, peralatan perpustakaan, dan buku mata pelajaran penting. "Sebagian besar tidak bisa diselamatkan karena banjir datang cukup tiba-tiba, di samping itu rumah para guru juga terendam banjir sehingga terfokus pada menyelamatkan rumah masing-masing," ujar Masdulhaq.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement