Rabu 22 Nov 2017 12:51 WIB

Sejak Oktober, Ada 10 Kejadian Longsor di DI Yogyakarta

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Masyarakat bergotongroyong memperbaiki jalan putus tergerus longsor (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Budiyanto
Masyarakat bergotongroyong memperbaiki jalan putus tergerus longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak pertengahan Oktober hingga saat ini sudah ada 10 kejadian longsor di DI Yogyakarta. Longsor itu merobohkan lebih dari 50 pohon dan tiga rumah rusak berat.

Hal itu disampaikan Manajer Pusat Pengendalian Operasi dan Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsurizal pada wartawan, Rabu (22/11). Longsor dipicu oleh hujan yang terus menerus. Sepuluh kejadian longsor tersebut antara lain terjadi di Kulon Progo (Samigaluh, Girimulyo, Kokap), Bantul, dan Sleman. "Sampai saat ini di Gunung Kidul belum ada kejadian longsor, tetapi kami berharap tetap waspada," tuturnya.

Sementara itu, tiga rumah yang mengalami kerusakan berat ada di Pundong Bantul dua rumah dan satu rumah di Kokap Kulon Progo. Total kerusakan akibat tanah longsor sekitar Rp 300 juta.

Menurut Danang, untuk mengantisipasi hal itu ada dua strategi yang dilakukan. Pertama, jangka pendek yang mendesak harus dilakukan adalah kesiapan masyarakat yang terdampak potensi tanah longsor. Kita ingatkan kepada warga yang tinggal di daerah tanah longsor untuk langkah-langkah kesiap-siagaan. "Sewaktu-waktu bila ada longsor harus merespons dengan cepat, sehingga kerusakan dan kerugiannya tidak banyak," jelasnya.

Kedua, untuk jangka panjang, tambahnya, paling cepat harus mengelola tata ruang dan bangunan. Sehingga, bila ada longsor tidak terdampak pada aset masyarakat dan jiwa. Jangka panjang lagi tata lingkungan harus diperbaiki mulai penghijauan dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement