REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga Bukit Duri dipimpin oleh Ignatius Sandyawan Sumardi alias Romo Sandi bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dari hasil pertemuan itu, Pemprov DKI kemudian menyiapkan tempat tinggal sementara bagi warga Bukit Duri.
"Sore ini juga kepala dinas perumahan sudah langsung ke Bukit Duri untuk melihat lokasi karena dibutuhkan shelter sementara untuk warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/11) malam.
Menurut Anies, para warga Bukit Duri kini membutuhkan tempat tinggal sementara. Oleh karena itu, Pemprov menyiapkan tempat itu.
Anies mengatakan, ia juga membicarakan tentang rancangan penataan wilayah Bukit Duri ke depan. Intinya, ia dan warga akan berdiskusi dan memastikan solusi terbaik.
Lalu yang ketiga adalah soal rancangan ke depan seperti apa. Tapi, itu semua masih gambaran umum. Intinya kami akan duduk bersmaa dengan warga untuk berembuk dan memastikan solusi yang terbaik bagi mereka. Namun, ia menolak memberikan gambaran. "Jadi ikuti prosedurnya. Intinya kita ingin agar solusi keadilan untuk warga Bukit Duri itu bisa kita jalankan," kata dia.
Menurut Anies, Bukit Duri bisa menjadi contoh bagaimana Pemprov DKI menyelesaikan masalah kampung di Jakarta yang perlu peremajaan. Anies mengaku Pemprov DKI masih mencari lahan untuk lokasi tempat tinggal sementara di Bukit Duri. Program ini nantinya akan dibiayai oleh dinas perumahan.
Romo Sandi mengatakan pembangunan tempat tinggal sementara akan segera dilakukan. "Tempat ini akan berkonsep rusunami dilengkapi dengan ruang ekonomi, ruang sosial, ruang ekologi, dan sebagainya. Ruang itu akan dikembangkan berbasis koperasi dengan warga sebagai pemilik sahamnya.
Sandyawan mengatakan, kampung yang dibangun akan memiliki banyak ruang tangkapan air. Proyek ini nantinya akan menjadi percontohan, sehingga belum menyertakan warga rusunawa. "Sandi menjelaskan ada total 123 KK di Bukit Duri. Total bidang hanya mencapai 93, dengan masing-masing bisa diisi beberapa KK," ujarnya.
Jumlah shelter yang akan disediakan hanya 60-an unit karena ada warga yang mampu mengontrak sendiri. Shelter itu diperuntukkan bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi paling berat. Mereka tak hanya kehilangan tanah dan rumah, namun juga Kehilangan pekerjaan.