Selasa 21 Nov 2017 21:30 WIB

Tidak Ikut Pleno, Yorrys Temui OSO

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Seminar Generasi Muda Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Munas Ancol, Yorrys Raweyai memberikan paparan saat Seminar Generasi Muda Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Ahad (8/11).
Foto: Republika/Wihdan
Seminar Generasi Muda Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Munas Ancol, Yorrys Raweyai memberikan paparan saat Seminar Generasi Muda Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Ahad (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Golkar, Yorrys Raweyai menemui Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) di Gedung Nusantara III DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11) sore WIB. Pertemuan OSO dan Yorrys tersebut agendanya bersamaan dengan rapat pleno Partai Golkar di DPP Golkar. Yorrys juga mengaku tidak mengikuti rapat pleno yang membahas nasib Setya Novanto.

"Saya ketemu (OSO) sebagai sahabat yang komunikasinya dari kemarin sebetulnya. Tapi karena kemarin saya sibuk. Jadi tidak ada kaitan dengan internal Golkar. Karena memang beliau sendiri kan bukan orang Golkar," jelas Yorrys saat ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (21/11).

Dalam pertemuan itu, Yorrys Raweyai menyampaikan Golkar tidak harus menunjuk pelaksana tugas (Plt) apabila Novanto resmi lengser dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. Yorrys beralasan dalam tata kerja partai, jika ketua umum berhalangan dalam menjalankan tugas, posisinya bisa diambil alih ketua harian.

"Kalau ketua umum memiliki kesibukan atau berhalangan, maka tugas keseharian itu dipimpin oleh ketua harian. Itu di dalam tata kerja," tambahnya.

Namun menurut Yorrys, hal yang paling penting saat ini adalah Novanto harus diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Yorrys Beralasan penggantian itu perlu dilakukan karena rakyat sangat marah perilaku tersangka kasus dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik tersebut.

Bahkan, kata Yorrys, masyarakat tidak simpati sedikitpun kepada Novanto yang baru saja mengalami kecelakaan tunggal. Dia berharap hal ini disadari oleh keluarga besar Partai Golkar untuk segera menggelar Munaslub. "Rakyat marah, bukan simpati atas perilaku yang dilakukan Setya Novanto," tegas Yorrys.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement