Selasa 21 Nov 2017 16:44 WIB

Kasus Novanto, Yorrys: Rakyat Sangat Marah

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/10).
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Golkar, Yorrys Raweyai menegaskan bahwa Setya Novanto harus diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Golkar. Yorrys beralasan, penggantian itu perlu dilakukan karena rakyat sangat marah perilaku tersangka kasus dugaan korupsi proyek KTP Elektronik (KTP-el) tersebut.

Bahkan, kata Yorrys, masyarakat tidak simpati sedikit pun kepada Novanto yang baru saja mengalami kecelakaan tunggal. Dia berharap, hal ini disadari oleh keluarga besar Partai Golkar untuk segera menggelar Munaslub. "Rakyat marah, bukan simpati atas perilaku yang dilakukan Setya Novanto," tegas Yorrys saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/11).

Menurut Yorrys jika Munaslub tidak dilakukan dengan segera maka tidak ada waktu lagi bagi Golkar untuk bangkit. Apalagi, kata Yorrys, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Presiden (Pilres) sudah diambang pintu. "Kita tidak ada waktu lagi. Subtansinya adalah memecat Setya Novanto, tambah Yorrys.

Tidak hanya itu, jika Partai Golkar lamban menyikapi situaisi seperti ini, menurut Yorrys, tidak menutup kemungkinan akan menjadi partai gurem pada 2019 mendatang. Menurutnya banyak kader Golkar yang layak menjadi pengganti Novanto, diantaranya para pesaing Novanto saat Munaslub di Bali. "Ada Mahyudin, Kahar, Bambang Soesatyo, dan juga Airlangga Hartarto. Tapi saya cenderung ke Airlangga, dia cukup senior di partai," tutur Yorrys.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement