REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap kepengurusan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang baru dapat membawa kebanggaan bagi bangsa. Dia tidak ingin KAHMI dipimpin oleh orang yang tidak bertanggung jawab terhadap organisasinya.
"Kita tidak ingin kepemimpinan di KAHMI sama dengan kepemimpinan orang yang diburu-buru. Bukan," ujar Jusuf Kalla dalam penutupan Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI di Istana Maimun, Medan, Ahad (19/11).
Jusuf Kalla berharap, KAHMI memiliki kepemimpinan yang baik dan membawa kebanggaan bagi seluruh anggota dan kadernya. Pria asal Bugis ini berpesan agar presidium dapat membawa KAHMI menjadi organisasi yang dihargai dan mempunyai tujuan-tujuan yang baik.
Selain itu, jika selama pelaksanaan Musyawarah Nasional terjadi perbedaan, diharapkan dapat diselesaikan dengan cara-cara dan etika yang baik.
"Karena itulah proses organisasi juga harus baik, saya mendengar suara-suara yang agak miring di Munas (Musyawarah Nasional) ini. Mudah mudahan itu tidak benar. Tapi kalau benar harus diselesaikan dengan cara-cara etika yang baik," kata Jusuf Kalla.
Dalam penutupan Musyawarah Nasional ini Jusuf Kalla didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Selain itu tampak pula mantan menteri agraria dan tata ruang, Ferry Mursyidan Baldan dan mantan koordinator presidium KAHMI periode sebelumnya, Mahfud MD.