REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta peran Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) untuk membawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat. Salah satunya, di masa-masa tahun politik menjelang Pemilu 2024 saat ini, Ma'ruf mengatakan, segala perbedaan harus disikapi dengan bijak.
Dalam Islam, kata dia, ada pedoman tentang menghormati keyakinan agama masing-masing lakum dinukum waliyadin yang artinya bagimu agamamu, bagiku agamamu. Ma'ruf berharap ini pedoman ini diterapkan dalam menyikapi perbedaan politik.
"Kalau berbeda partai? lakum partaiyukum walana partaiyuna (bagi Anda partai Anda, bagi saya partai saya) lha iya, sama-sama KAHMI boleh saja berbeda partai," ujar Ma'ruf saat meresmikan Pembukaan Munas XI KAHMI di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11/2022).
Dia melanjutkan, begitu juga jika sesama anggota KAHMI memiliki pilihan berbeda dalam memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dia berharap, tidak membuat KAHMI terpecah.
"Kalau berbeda capres? Lakum capresyukum walana capresyuna (capres Anda capres Anda, capres saya capres saya) jadi kita tetap utuh, saya kira KAHMI harus menjadi pelopor dalam kerukunan ya dan memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dan juga keislaman," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga menyebut KAHMI memiliki keanggotaan besar dan tokoh-tokoh potensial. Menurutnya, ini merupakan kekuatan potensial untuk menyumbang gagasan dan program dalam menyikapi aneka perubahan dan tantangan global yang kompleks tersebut. Ini karena basis keanggotaan KAHMI yang besar, tersebar di seluruh wilayah tanah air dengan beragam latar belakang keilmuan, profesi, dan jabatan strategis.
"Disana, ada mantan wakil presiden Pak JK, ada Pak Mahfud, ada Pak Akbar Tandjung, saya kira terlalu banyak kalau saya sebut satu satu, terlalu banyak tokoh di KAHMI, ada Pak Anies (Baswedan)," ujarnya.
"Oleh karena itu negara pemerintah sangat mengharapkan partisipasi yang optimal dari KAHMI," tambah Ma'ruf.