REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, TNI dan Polri telah bekerjasama dengan baik sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing dalam menyelamatkan ratusan orang yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Ia mengungkapkan, TNI dan Polri melakukan operasi senyap untuk membebaskan sandera selama lebih kurang empat hari.
"Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap," kata Panglima TNI dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (19/11).
Panglima TNI juga menjelaskan bahwa dalam operasi senyap dan teliti tersebut, pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Raider dan Taipur Konstrad melakukan pergerakan sejauh 4,5 kilometer selama tiga sampai empat hari, kemudian melakukan serangan di dua tempat markas KKB.
"Setelah pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menguasai lokasi yang dikuasai KKB, saya perintahkan agar mengutamakan keselamatan sandera. Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman," ujarnya.
Jenderal TNI Gatot mengatakan bahwa sandera yang merupakan warga asli akan bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri. Sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan.
"Soal KKB yang melarikan diri sedang dalam pengejaran, tapi fokus saya yang penting adalah sandera harus selamat," katanya.
Panglima TNI mengatakan bahwa Indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke merupakan negara kesatuan dan negara yang berdaulat. "Segenap rakyat dan seluruh tumbah darah harus dijamin keselamatannya. Untuk itu, tidak boleh ada sejengkal tanah NKRI yang tidak aman bagi warganya," tegasnya.