Ahad 19 Nov 2017 07:11 WIB

Setya Novanto, Dalam Skenario dan Hukuman Publik

Panggilan KPK untuk Setnov
Foto:

Keseriusan KPK

Banyak pihak urun pendapat terkait kasus yang terjadi pada Setya Novanto yang hingga kini saat ia masih menjalani perawatan intensif dari dokter.

Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPP Generasi Muda Matlaul Anwar (Gema MA) Destika Cahyana misalnya berpendapat bahwa kecelakaan yang dialami Setya Novanto terlepas sebuah drama atau benar murni kecelakaan membuktikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era ini serius hendak mengusut kasus korupsi warga negara tanpa tebang pilih.

KPK pun tampak tak melihat status jabatan seseorang. Menurut Destika hal ini sekaligus bukti bahwa KPK era sekarang yang sebelumnya sempat dipandang sebelah mata nyatanya memiliki nyali yang cukup untuk mengungkap kasus baik kasus besar maupun kecil.

Lebih lanjut, ia menilai kasus tersebut harus menjadi sinyal dan peringatan tersendiri bagi pejabat publik di setiap level untuk mempertimbangkan kembali bila akan melakukan tindakan korupsi.

Di luar seluruh proses hukum yang ada, Destika menganggap bahwa reaksi Setya Novanto atas penetapannya sebagai tersangka KPK tak ubahnya sebagai cerminan "wajah" semua orang dalam spektrum yang berbeda-beda.

Baginya, semua orang pasti bereaksi dengan caranya masing-masing ketika mendapati dirinya berada dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Maka saat ini yang diperlukan adalah empati sambil terus berharap bahwa proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.

Sebelum terjerat kasus megakorupsi KTP elektronik, publik sempat dibuat gerah dan jengkel oleh tindakan Sety Novanto yang diduga mencatut nama Presiden Jokowi beberapa waktu lalu dalam kasus "papa minta saham" kepada pimpinan PT Freeport Indonesia.

Meski Novanto sendiri membantah dan memberi penegasan bahwa dirinya tidak ada dalam transkrip rekaman yang disampaikan Menteri ESDM ketika itu Sudirman Said kepada DPR. Sayangnya bantahan tersebut sudah tak bermakna apapun sebab publik semakin cerdas untuk menganalisis segala hal yang tampak dan mencuat sebagai bukti tindakan seseorang.

Maka sepandai-pandainya tupai melompat maka sesekali ia akan jatuh juga, sebagai bagian dari hukum alam bahwa di dunia ini tak pernah ada gading yang tak retak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement