Ahad 19 Nov 2017 05:51 WIB

Rotasi Panglima TNI Dinilai Bisa Contoh Regenerasi Kapolri

Rep: Santi Sopia/ Red: Andri Saubani
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir di Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, untuk menyampaikan orasi imliah, Sabtu (18/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir di Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, untuk menyampaikan orasi imliah, Sabtu (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti belum melihat ke arah sosok yang pantas menjadi Panglima TNI yang baru. Tetapi, dia mengaku hanya peduli pada rotasi yang harus mengacu UU TNI terkait tiga matra.

"Secara pribadi belum melihat ke sana, personnya siapa saya belum tahu, tapi rotasi sesuatu yang wajar," kata dia di Jakarta, Sabtu (18/11).

Jika sebelumnya Panglima TNI berasal dari Angkatan Darat (AD), bahkan sudah dua periode, maka panglima selanjutnya haruslah dari Angkatan Udara (AU) atau Angkatan Laut (AL). Ray mengatakan pemilihan Panglima TNI yang baru ke depan tidak perlu bergantung usia,

"Tapi kalau urusan regenarasi, kita bisa lihat ke Kapolri. Pak Tito ini melangkahi beberapa seniornya," ujarnya.

Hal itu juga, menurutnya, membuktikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ragu mendorong angkatan-angkatan muda. Sekalipun angkatan muda itu, kata dia, menduduki jabatan strategis.

Di luar itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga disarankan segera mundur apabila ingin berfokus di panggung politik. Terlebih, Ray mengatakan, sudah ada beberapa partai yang membuka peluang bagi Gatot.

Gatot sudah memasuki masa persiapan pensiun, November ini. Panglima akan secara resmi pensiun Maret 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement