Sabtu 18 Nov 2017 15:18 WIB

NTT Bentuk 12 Kampung Siaga Bencana

Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 12 kampung siaga bencana (KSB) telah dibentuk di enam kabupaten di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur selama tahun 2017 guna menyiapkan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam upaya penangulangan bencana alam.

"Selama tahun 2017 ini kami telah membentuk 12 kampung siaga bencana di NTT. Pembentuk kampung siaga bencana itu difokuskan pada daerah rawan bencana alam guna mempersiapakan warga secara dini dalam menghadapi bencana alam yang selalu menimpa masyarajat daerah ini," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Nusa Tenggara Timur, Irfan Mega kepada Antara di Kupang, Sabtu (18/11).

Pembentukan kampung siaga bencana menurut Irfan, lebih difokuskan daerah-daerah di NTT yang rawan terjadi bencana alam dengan menyiapkan masyarakat yang memiliki kemampuan mitigasi dalam menghadapi bencana alam.

Ia mengatakan, masyarakat yang berada di lokasi KSB akan dilatik tentang proses penyelamatan korban dalam menghadapi bencana alam.

Menurut dia, selama pelatihan berlangsung, masyarakat dilatih tentang mekanisme upaya penyelamatan korban, proses evakuasi, pembangunan dapur umum. "Jika semua masyarakat memiliki pemahaman tentang tugas yang dilakukanya sata bencana maka proses penangulangan bencana bisa dilakukan masyarakat secera mandisi sebelum bantuan pertolongan dari pemerintah tiba di lokasi bencana Pembentukan KSB ini untuk mendorong masyarakat menjadi lebih mandiri dalam melakukan upaya penangulangan bencana alam," kata Irfan.

Dikatakannya, masyarakat di lokasi yang rawan bencana alam harus lebih tangap dalam menghadapi musibah bencana. "Kita harapkan dengan pembentukan KSB ini masyarajat memiliki keahlian dalam mitigasi dan evakuasi bencana alam yang sering melanda masyarakat setempat," tegasnya.

Ia mengatakan, setelah pembentukan KSB semua fasilitas seperti peralatan dapur umum, tenda dan peralatan evakuasi dihibahkan kepada masyarakat setempat, guna memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai upaya penangulangan apabila terjadi bencana alam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement