REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar merupakan solusi efektif supaya bisa menghadapi tahun politik 2018-2019 dengan kondisi terbaiknya. Lewat Munaslub, citra Golkar bisa ditata kembali.
"Munaslub itu solusi efektif untuk membuat Golkar kembali menata mentalitasnya menghadapi tahun politik 2018-2019 setelah untuk kedua kalinya Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (17/11).
Namun, Ubedilah menuturkan, Munaslub baru bisa terwujud jika mayoritas pengurus Golkar menginginkan itu. "Dasar Munaslub harus melalui mekanisms organisasi partai. Jika di internal Golkar mayoritas menginginkan Munaslub maka kemungkinan besar Munaslub bisa dilaksanakan," tutur dia.
Sementara itu, Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia sepakat bahwa Golkar memang sudah saatnya menggelar Munaslub yang ujungnya yaitu menggantikan kepemimpinan Setya Novanto. "Saat ini wajib hukumnya ganti SN (Setya Novanto)," ujarnya.
Sebelumnya Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai masalah hukum yang membelit Novanto belakangan akan menjadi kampanye buruk bagi citra Golkar. "Kalau ketua menghilang, kapten menghilang, masa tidak diganti kaptennya," ujar politikus senior Golkar tersebut.
JK juga menilai, Golkar harus segera menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menetapkan ketua umum baru. Namun, tokoh senior Partai Golkar tersebut menyerahkan sepenuhnya keputusan munaslub kepada pengurus partai.
"Itu terserah Golkar, tapi harus segera sekarang ada yang pimpin Golkar. Pimpinannya lari, harus ada (pengganti) pimpinan baru," ucapnya.