REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan, perundingan yang dilakukan TNI dan Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua ada batas waktu.
"TNI dan Polri sampai saat ini masih menunggu upaya negosiasi yang dilakukannya dengan kelompok bersenjata untuk membebaskan ribuan warga Kampung Banti dan Kampung Kimbely, Tembagapura, Mimika yang disandera," kata Panglima TNI usai memberikan materi 'Profesionalisme TNI Dalam Menjalankan Tugas Pokok Selain Perang' dalam pleno Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Nasdem di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).
Meski, tidak menyebutkan kapan batas waktu yang dimaksud, penegasan Panglima TNI yang kembali disampaikan menyiratkan bahwa TNI sudah siap melakukan operasi pembebasan sandera. "Jadi sampai saat ini kita masih melakukan negosiasi. Negosiasi ada batas-batas waktunya," katanya.
Menurut Gatot, Polri dan TNI yang bertugas membebaskan sandera dari cengkraman kelompok kriminal bersenjata (KKB) juga sudah menyiapkan segala kemungkinan yang bakal terjadi. "Dalam hal ini maka TNI dan Polri siapkan segala kemungkinan. Yang jelas, keberadaan negara di mana pun harus hadir. Negara harus hadir di mana pun juga dan melindungi masyarakat di mana pun juga," ucap Panglima TNI.
Menurut Panglima, berapa pun risiko atau "harganya", TNI juga akan hadir melindungi segenap warga negara Indonesia, termasuk terkait adanya ancaman dari KKB di Papua. "TNI akan hadir apa pun cost-nya (risikonya). Kalau negosiasi tidak mau, malah menantang, malah lain ceritanya nanti," ujar Panglima TNI