REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengatakan pihaknya meminta kepada petani di DIY untuk segera menanam padi. Percepatan tanam ini agar pertani tidak terlambat memanfaatkan air.
"Kami meminta supaya para petani segera menanam padi di awal musim hujan ini. Petani diharapkan melakukan percepatan tanam agar jangan sampai terlambat dalam memanfaatkan air," kata Sasongko pada wartawan diKepatihan Yogyakarta, Rabu (15/11).
Sekarang ini sudah mulai hujan dan air itu sebagai sahabat petani. "Kalau air sudah datang dan petani tidak memanfaatkan sahabat ini, saya khawatir momennya hilang dan menanamnya menjadi tidak pas," tuturnya.
Untuk bibit padi yang ditanam dipilih yang usia tanamnya pendek. Hal ini agar petani bisa menanam padi dua kali. "Karena kita harus selalu mengejar produksi. Kalau usia tanamnya pendek, sehingga produksinya bisa tinggi," jelasnya.
Di bagian lain Sasongko mengungkapkan cara menanam pun sekarang diubah. Dulu tanamnya model //tegel//, yakni jarak tanamnya sama. Sedangkan sekarang cara tanamnya dengan model jarwo (//jajar legowo//) dan diberi mikrobia pada waktu pembuatan benih. Sehingga ini disebut jajar legowo super. Hal ini untuk mempercepat pertumbuhan.
Lebih lanjut terkait dengan tanaman hortikultura yang sekarang sudah mulai musim hujan sehingga kemungkinan banyak tanaman hortikultura yang terserang hama atau gagal panen. Menurut Sasongko, untuk hortikultura di DIY di awal musim hujan ini sudah tidak banyak petani yang menanam itu.
Sekarang petani di DIY sudah mulai beralih dari tanaman hortikultura ke padi. "Tetapi di daerah yang tidak banyak tergenang air dan tanahnya pasir seperti di daerah Pakem ke atas, Imogiri, Dlingo masih menanam hortikultura," tuturnya.
Sasongko mengatakan pihaknya mengajak petani untuk menanam padi yang jenis premium supaya harga jualnya bisa tinggi dan bisa menguntungkan petani. Terkait dengan bibit padi yang ditanam petani dengan usia pendek adalah padi inpari yang usianya 105 hari.