Selasa 14 Nov 2017 06:18 WIB

Wagub Dorong Sumbar Miliki Ikon Wisata

Jam Gadang, salah satu obyek wisata di Sumatra Barat.
Foto: Antara
Jam Gadang, salah satu obyek wisata di Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit mendorong daerah itu untuk memiliki ikon wisata yang siap secara konsep dan infrastruktur hingga benar-benar mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan datang. "Sekarang, hampir semua destinasi dan wisata budaya kita, baru dalam taraf menuju ke arah itu. Belum benar-benar matang untuk di jual pada wisatawan," kata dia di Padang saat peluncuran buku "CREATourism" Mendukung pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan yang ditulis Direktur Tourism Development Center Andalas Univercity Sari Lenggogeni, di Padang, Senin (13/11) malam.

Menurutnya, Kota Padang sudah mulai mendekati harapan itu. Sarana dan infrastruktur penunjang berangsur memadai, tetapi masih butuh banyak agenda dan kegiatan pariwisata, seperti penampilan budaya, tradisi unik yang harus digelar untuk menarik minat orang untuk datang.

Bukitinggi juga demikian. Meski telah miliki ikon yaitu Jam Gadang namun tapi aktifitas atraksi wisata masih terbilang sedikit, belum menjadi daya tarik yang luar biasa. Potensi besar di Pesisir Selatan dengan Kawasan Mandeh, Tanah Datar, Singkarak Solok, Sawahlunto, Padang Pariaman, Pariaman, Payakumbuh dan Limapuluh Kota dan daerah lain belum tergarap maksimal.

"Konsepnya, masing-masing kabupaten dan kota cukup mengembangkan satu destinasi, tetapi jadi. Keseriusan itu dibuktikan dengan dukungan anggaran dan kegiatan yang mengerakan masyarakat," katanya.

Provinsi Sumbar menurut dia, bisa membantu anggaran bagi daerah yang serius dengan porsi 60:40 persen. Ia menekankan, pembangunan pariwisata di Sumbar adalah upaya meraih peluang masa datang, meningkatkan lapangan pekerjaan bagi generasi muda, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengerairahkan pembangunan karena pembangunan pariwisata memiliki multi efek yang luas.

Selain memajukan perekonomian masyarakat juga akan berdampak pada peningkatan sektor pendidikan, kesehatan, riset ilmu pengetahuan serta kelestarian lingkungan hidup dan sebagainya. "Apapun tantangannya dalam pembangunan pariwisata di Sumbar mesti kita hadapi dan selesaikan dengan baik-baik. Kita tidak akan mudur atau berhenti dalam memajukan pembangunan pariwisata," katanya.

Ia meminta dukungan semua pihak agar hal itu bisa terlaksana. Terkait peluncuran buku "CREATourism", ia menilai hal itu merupakan sumbangsih pemikiran luar biasa untuk kemajuan pariwisata Sumbar. "Buku ini bisa menjadi referensi yang baik, karena di dalamnya ada data dan perhitungan secara ekonomi, budaya dan potensi lain yang juga berdampak dari pembangunan pariwisata di daerah ini," kata dia.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Sari Lenggogeni dan kawan-kawan serta Unand yang telah menggagas lahirnya buku itu, karena bisa membuka mata pemangku kepentingan melihat cara dan strategi bagaimana memajukan pariwisata Sumbar hari ini dan tahun-tahun berikutnya. Sementara Direktur Tourism Development Center Andalas Univercity Sari Lenggogeni, berharap pemikiran dan pandangan yang disampaikan lewat buku tersebut bisa memberikan sumbangsih terhadap perkembangan wisata di Sumbar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement