Senin 13 Nov 2017 19:47 WIB

Pemkot Depok Awasi Peredaran Daging

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang pedagang daging sapi menanti pembeli di pasar (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Seorang pedagang daging sapi menanti pembeli di pasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok rutin mengawasi peredaran daging, dengan mengambil sampel Pangan Asal Hewan (PAH) untuk dilakukan uji laboratorium. "Ini untuk menjamin kualitas dan keamanan Pangan Asal Hewan yang meliputi daging ayam, sapi, telur, abon, bakso, sosis, nuget dan susu," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan DKPPP Kota Depok, Dede Zuraida, di Balai Kota Depok, Senin (13/11).

Menurut Dede, tugas pemerintah adalah menjamin pangan yang dipasarkan ke masyarakat, apakah sudah memenuhi kaidah aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) atau belum. "Untuk itu, kami sudah melakukan pengambilan sampel PAH di seluruh pasar modern dan tradisional untuk diuji laboratorium mulai tanggal 1 sampai 7 November kemarin," jelasnya.

Dede menjelaskan, adapun laboratorium yang dipilih pihaknya, adalah Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) Bogor dan Balai Pengujian Veteriner Subang. Dengan jenis sampel seperti, mikroba 140 sampel, bahan tambahan pangan yang ilegal seperti penambahan boraks dan formalin sebanyak 50 sampel, residu antibiotik 20 sampel dan uji spesies sebanyak 20 sampel.

"Kami mengerahkan 16 petugas lapangan untuk pengawasan produk hewan ke seluruh pasar tradisional dan modern seperti Pasar Kemiri Muka, Pasar Pondok Pucung, Hypermart Cinere, Pujasari, Pasar Cisalak, Pasar Tugu yang jumlahnya mencapai 33 titik. Hasil dari sampel yang kita berikan ke lab nantinya akan menjadi evaluasi kami selaku pengawas dan untuk pedagang itu sendiri," papar Dede.

Dia mengatakan, jika nanti hasilnya ditemukan tidak sesuai dengan kriteria PAH yang ASUH, DKPPP Depok akan turun ke lapangan untuk memberikan sosialisasi lebih lanjut kepada pedagang yang saat ini belum menerapkan standar higienis sanitasi. "Nanti hasil dari lab akan kita koreksi, jika melebihi ambang batas mikroba misalnya, maka akan kita lakukan langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan. Ini juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap peredaran daging yang ASUH di Kota Depok," kata Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement