Senin 13 Nov 2017 13:16 WIB

Milenial Nasionalis di 'Zaman Now'

Generasi millenial
Foto: Independent
Generasi millenial

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dito Ariotedjo, Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI)

Muda dan milenial tak berarti hura-hura, ketawa-ketiwi, penuh kepura-puraan media sosial. Anak muda pun jangan terlalu cepat dituding tak memiliki rasa kohesi sosial, minim empati, bahkan kurang melek Pacasila dan cenderung mengalami penipisan nasionalisme.

Karena menjadi muda di 'zaman now' adalah menjadi manusia yang dituntut untuk tetap kekinian di satu sisi, dituntut tetap adaptif terhadap berbagai fleksibilitas zaman, tapi tetap membenamkan akar diri ke dalam tanah ibu pertiwi.

Juga tetap berbangga hati menghirup udara nusantara, tetap bersemangat menjalankan peran-peran publik yang berpotensi menebar inspirasi bagi banyak manusia. Selain itu, tetap bersemangat meneriakkan nama Indonesia di berbagai pentas dunia.

Dalam konteks lain, bahkan saya termasuk orang yang cukup percaya bahwa anak muda bukanlah objek keinginan dari generasi sebelumnya. Tanpa mengecilkan berbagai peran dan pengaruh generasi tua dalam menyediakan lingkungan yang kondusif-produktif, anak muda sejatinya bisa tumbuh dan menebar inspirasi kepada publik tanpa harus merasa tertekan oleh ketakutan-ketakutan terhadap eksistensi dan keinginan generasi sebelumnya.

Dan dengan kepercayaan tersebut, saya pun cukup yakin bahwa anak muda bisa duduk sejajar dengan generasi sebelumnya, berbagi peran dan bahu-membahu unjuk kreasi penyelesaian masalah-masalah yang ada, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Sederhananya, anak muda atau generasi milenial adalah genersi zaman sekarang, termasuk diri saya sendiri. Dalam salah satu perspektif, generasi muda diidentikkan dengan generasi yang sangat suka berkutat di media sosial. Dan faktanya pun memang demikian. Jadi jangan terlalu heran jika media sosial umumnya dipenuhi oleh anak-anak muda yang eksis.

Tapi perlu juga diingat, banyak prediksi dan proyeksi yang mengatakan bahwa generasi milenial akan sangat berpengaruh dalam proses perubahan dan perkembangan dunia untuk waktu-waktu mendatang seiring pesatnya perkembangan teknologi.

Indonesia tentu bukan pengecualian. Lihat saja, dari total penduduk Indonesia, generasi milenial diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai angka 50 persen. Tidak saja secara bisnis, secara politik pun segmen ini mendadak menjadi segmen yang sangat menggiurkan.

Nah, dengan karakteristiknya yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, tentu butuh pendekatan tersendiri untuk mendapatkan perhatian dan keterlibatan generasi milenial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement