REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Senyum semringah warga Desa Puncak Jeringo terpancar saat listrik di rumahnya mulai menyala. Desa yang terletak di kaki Gunung Rinjani, atau di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menanti cukup lama untuk mendapatkan aliran listrik.
"Penantian panjang, akhirnya terwujud, sebanyak 80 warga kini telah menikmati listrik dari PLN," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Puncak Jeringo Hariyanto di Puncak Jeringo, Lombok Timur, NTB, Jumat (10/11).
Hariyanto tak mampu menyembunyikan kegembiraannya melihat kondisi kampungnya kini sudah terlistriki. "Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PLN karena listrik di Desa Kami telah menyala," ucap Hariyanto.
Hariyanto meyakini, kehadiran listrik yang menerangi desanya, akan menurunkan tingkat kecelakaan akibat minimnya penerangan. Pun dengan kondisi desa di malam hari yang tak lagi gelap gulita.
Saat ini kalau malam kami tidak lagi gelap, kecelakaan di jalan desa saya yakin juga akan berkurang. "Anak-anak juga bisa belajar malam, kalau dulu harus pakai dilecopok (lampu minyak)," ungkap Hariyanto.
Manajer PLN Rayon Pringgabaya Firmansyah mengatakan, dari pusat Kota Mataram, desa ini berjarak sekitar 95 kilometer, atau bisa ditempuh melalui jalur darat selama tiga jam perjalanan. Pada akhir perjalanan, jalan ke desa ini cukup terjal dan berbatu. Sulitnya medan inilah yang membuat PLN baru bisa menyambungkan aliran listrik untuk masyarakat setempat.
"Tanah di Puncak Jeringo ini isinya batu, jadi ketika menggali pun sangat sulit. Apalagi medan ke sini pun berat, tanjakan belum beraspal. Apalagi ketika hujan, akan semakin sulit. Dalam satu hari, paling petugas hanya bisa menyelesaikan satu atau dua tiang," ujar Firmansyah.
Untuk melistriki Desa Puncak Jeringo, PLN telah membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 3,79 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 3,31 kms, dan dua gardu distribusi masing-masing berkapasitas 50 kilo Volt Ampere (kVA).
Firmansyah menambahkan, dari hasil pendataan, saat ini terdapat sekitar 250 KK yang belum terlistriki. Meskipun demikian PLN telah menyatakan kesiapannya untuk menyambungkan listrik untuk seluruh warga Desa Puncak Jeringo.
"Banyak dari warga yang ingin melakukan penyambungan, namun menunggu hasil panen. Tapi dari sisi kesiapan jaringan dan pasokan daya, PLN siap," lanjut Firmansyah.
General Manager PLN Wilayah NTB, Mukhtar menjelaskan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Desa Puncak Jeringo dilakukan melalui Program Listrik Desa.
"Ini merupakan komitmen PLN untuk menerangi seluruh negeri. Kami berusaha terus meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan Nusa Terang Benderang. Saat ini, Puncak Jeringo sudah terlistriki, dusun atau desa terpencil lainnya," kata Mukhtar.
Mukhtar menjelaskan, hingga September 2017, rasio elektrifikasi di Provinsi NTB telah mencapai 82,79 persen, dari target tahun 2017 sebesar 80 persen. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, pada 2018, melalui program listrik desa, PLN berencana melistriki 77 dusun yang ada di Provinsi NTB.
"Harapannya, pada 2020 rasio elektrifikasi telah mencapai 100 persen," kata Mukhtar menambahkan.