REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan prostitusi di wilayah Banjir Kanal Barat Tanah Abang, Jakarta Pusat, disebut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, agar segera dilaporkan ke Polda untuk ditindak. "Oh ada? Besok laporkan saja," ujar Argo saat ditemui di Mapolda, Selasa (7/11).
Dia tidak mengetahui soal keberadaan bedeng-bedeng yang menjadi tempat prostitusi di Tanah Abang. Menurut dia, kepolisian tidak akan berani langsung menindak ke lapangan jika tidak ada warga yang melaporkan. Sehingga polisi tidak akan turun untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, jika tidak ada laporan.
"Kalau mungkin ada informasi apa, kita sama-sama Pemda DKI ya bisa," papar dia.
Ketika ditanyakan polisi akan menunggu laporan saja, dengan tegas dia mengiyakan. "Loh sekarang bagaimana kita mau tahu jika tidak dengar dari laporan. Sekarang kalau kepolisian ke sana tidak ada transaksi dan tidak ada barang buktinya gimana? Jadi tidak semudah yang kita bayangkan dan prasangkakan ya," ujar dia.
Argo menyarankan agar menanyakan kepada Pemda apakah semua bangunan yang ada, sudah sesuai izin atau belum. Dan bersama-sama melakukan kontrol di masyarakat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku mendapat laporan dari Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede terkait adanya prostitusi di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sandi juga mengaku sempat mendapatkan informasi tersebut dari organisasi Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar). Karena itu, dia pun memerintahkan jajarannya agar aktivitas dunia lendir di kawasan itu segera ditangani.
Sandi menegaskan, tidak akan menoleransi adanya prostitusi di Ibu Kota. Dia menerangkan, praktik prostitusi disinyalir berlangsung di deretan bangunan liar (bangli) di sepanjang Banjir Kanal Barat (BKB) atau tak jauh dari Stasiun Tanah Abang.
Menurut dia, bangli tersebut sempat ditertibkan pada 2015 dan karena tak dijaga kini muncul lagi. Dia ingin agar kawasan BKB bisa bersih dari bangli sehingga tak ada lagi praktik prostitusi terselubung.