REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari enam bulan berlalu usai penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Namun hingga saat ini polisi masih belum bisa mengantungi identitas penyerang Novel Baswedan. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengklaim, polisi telah berupaya maksimal mengungkap kasus tersebut.
"Kita tidak berhenti, tim-tim ini sudah bahkan melibatkan kalau tidak salah dari Polda Metro dan Mabes (Bareskrim) 150-an orang untuk kasus ini," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/11).
Namun, menurut Setyo, fakta di lapangan berkata lain. CCTV dan saksi yang diperiksa masih belum bisa memberikan perkembangan signifikan dalam pengungkapan kasus penyerangan Novel. Terlepas dari hal tersebut, Setyo memastikan Polri tetap berusaha keras dalam mengungkap kasus tersebut.
"Segala macam informasi informasi yang didapat itu kita kumpulkan sedikit demi sedikit, ya, yang penting kita ingin mengungkap upaya-upaya untuk mengungkap tetap dilaksanakan," kata Setyo Wasisto.
Kasus Novel saat ini berada dalam penanganan Polda Metro Jaya. Hingga kini bukti-bukti yang diperoleh polisi masih belum bisa menunjukkan titik terang pelaku penyiraman Novel. Meskipun, salah satu sketsa wajah terduga pelaku telah dibuat. Sedangkan satu sketsa lainnya masih dalam tahap penyelesaian. Polri bahkan sempat meminta bantuan kepolisian Australia, namun hasilnya juga nihil.
Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Sampai saat ini, pria yang menangani kasus megakorupsi KTP-El itu pun kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas penyerangan itu.