Senin 06 Nov 2017 18:28 WIB

Tangkal Berita Hoaks dengan Tabayyun

Warga membubuhkan cap tangan saat aksi Kick Out Hoax di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/1).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warga membubuhkan cap tangan saat aksi Kick Out Hoax di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Langkah untuk menangkal berita hoaks yang paling efektif adalah dengan tabayyun. Hal itu diungkapkan pakar ilmu komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Dr Sunarto.

"Tabayyun itu adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) kan juga sudah mengajak untuk selalu tabayyun," katanya di Semarang, Senin (6/11).

Dia mengakui bahwa membedakan informasi sebagai hoaks atau bukan memang tidak mudah, tetapi sebenarnya bisa dilakukan dengan mengecek sumbernya apakah memang bisa dipertanggungjawabkan. Menurut dia, masyarakat jangan mudah percaya ketika mendengar atau mendapatkan informasi sebelum melakukan tabayyun sehingga setidaknya bisa mengantisipasi atau menangkal kian maraknya berita hoaks.

"Kalau di praktik jurnalistik, cek dan ricek harus dilakukan. Ya, masyarakat awam pun bisa mengecek, dari mana sumbernya, bisa dipertanggungjawabkan atau tidak," kata Dekan FISIP Undip tersebut.

Ia mengatakan pemerintah sebenarnya juga sudah berencana untuk membeli peralatan yang bisa mengecek informasi sebagai hoax atau bukan yang akan digunakan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Namun, kata dia, masyarakat pun bisa membantu mengantisipasi dan menangkal maraknya berita hoaks dengan kesadaran untuk selalu melakukan tabayyun ketika mendengar atau mendapatkan informasi.

Seiring dengan itu, pihaknya menggelar FISIP Undip Anugerah Karya Jurnalistik untuk mengapresiasi dan memberikan penghargaan terhadap kinerja profesional kalangan insan pers. "Insan pers, baik dari media cetak, elektronik, televisi, maupun media online adalah mitra strategis untuk tumbuh dan berkembang, termasuk bagi Undip dan khususnya FISIP Undip," katanya.

Sunarto menambahkan ada pula FISIP Undip Journalist Writing Contest 2017 yang merupakan semacam lomba karya tulis mengenai prestasi insan akademik perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya FISIP Undip. "Sejalan dengan visi Undip 'go international, FISIP Undip pun bersiap go international. Berbagai prestasi telah dicapai oleh civitas akademika, baik di tingkat nasional maupun internasional," katanya.

Dari Undip, kata dia, menargetkan prestasi dan capaian setiap fakultas, seperti FISIP Undip yang ditarget satu prestasi internasional, lima prestasi nasional, dan 19 publikasi internasional. "Dari prestasi internasional, tahun ini ada dua kejuaraan, yakni Dewi Nur Cahyaningsih sebagai juara I ASEAN Startup Accelerator 2nd Class 2017 di Singapura, kemudian Edge Hackaton Singapore 2017," katanya.

Mengenai publikasi internasional, Sunarto menyebutkan sekarang ini sudah ada 17 publikasi internasional dari 19 jurnal ilmiah yang ditargetkan sehingga optimistis tahun ini tercapai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement