Senin 06 Nov 2017 16:40 WIB

'Orang Lebih Menyukai Main Gadget daripada Membaca Buku'

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Membaca dinilai sangat penting untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Membaca juga akan mampu meningkatkan kualitas seseorang. Karena itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengajak warganya terus meningkatkan minat membaca.

Pria yang akrab disapa Gus Ipul mengakui, mengajak masyarakat membaca di era kemajuan teknologi saat ini tidak mudah. "Orang lebih menyukai bermain gadget seperti handphone ketimbang membaca buku," kata Gus Ipul saat membuka Airlangga Book Sale 2017 di Gedung Rektorat Universitas Airlangga (Unair), Senin (6/11).

Meski sulit, lanjut Gus Ipul, budaya gemar membaca harus terus digaungkan. Ajakan tersebut harus dilakukan mulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga. Sebab, menurutnya ajakan dari keluarga tersebut akan sangat berpengaruh dalam membiasakan membaca kepada anak-anak.

"Keluarga bisa menerapkan aturan kepada anak-anak seperti jam belajar, kapan mereka boleh bermain gadget dan kapan mereka harus membaca atau belajar," ujar Gus Ipul.

Selain keluarga, lanjutnya, institusi pendidikan juga mempunyai kewajiban membudayakan gemar membaca bagi peserta didik. Sekolah diharapkannya mampu menggiatkan gerakan literasi sekolah, yakni dengan membiasakan membaca sekitar 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Tak hanya itu, membudayakan gemar membaca juga bisa dilakukan dengan penyediaan sarana perpustakaan yang bermutu dan mudah diakses. Jawa Timur, kata dia, saat ini memiliki 27.545 perpustakaan yang terdiri dari 3.341 perpustakaan desa, 17.946 perpustakaan sekolah, 305 perpustakaan perguruan tinggi, dan 4.378 perpustakaan rumah ibadah. Selain itu, ada juga 1.046 perpustakaan pondok pesantren dan 529 perpustakaan dinas/ instansi.

Pada 2017, kata Gus Ipul, ada penambahan bantuan pengembangan perpustakaan desa berupa 1.000 buku dan dua rak kepada 206 desa/ kelurahan. Bantuan tersebut karena Pemprov Jatim melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat.

Berdasarkan survei, indeks minat baca masyarakat Jatim tahun 2015 sebesar 65,25 persen. Kemudian tahun 2016 meningkat menjadi 69,75 persen.

Gus Ipul menambahkan, minat baca sangat tergantung dari ketersediaan buku. Berdasarkan data Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), di Indonesia terdapat 1.731 penerbit dan semuanya adalah swasta. Rata-rata buku yang diterbitkan per tahun sekitar 30 ribu judul.

"Sedangkan, jumlah penduduk Indonesia ada 240 juta jiwa. Ini menandakan jumlah buku yang tersedia dibanding jumlah penduduk Indonesia belum seimbang. Kita masih perlu banyak buku," kata Gus Ipul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement