Senin 06 Nov 2017 16:38 WIB

'Saya tak Pernah Tinggalkan Golkar, Tapi Saya Ditinggalkan'

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.
Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, dia tidak pernah meninggalkan partai berlambang pohon beringin terkait keputusan rekomendasi DPP Golkar yang memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien di Pilgub Jawa Barat 2018. "Maka jangan ada kalimat Pak Dedi meninggalkan Golkar. Menurut saya terbalik, hari ini kita yang ditinggalkan," ujar Dedi Mulyadi saat menggelar jumpa pers di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, di Jalan Maskumambang Kota Bandung, Senin (6/11).

Dedi menjelaskan, doktrin Golkar itu karya dan kekaryaan. Jadi, selama ini dia terus berkarya dan berkeliling ke sejumlah daerah di Jawa Barat untuk mengurus kader dan meningkatkan elektabilitas Partai Golkar. Setiap hari, yang ia lakukan pun mengurus kader, mengunjungi masyarakat miskin, dan membangun rumah rakyat tak mampu.

"Itu terus saya lakukan, sampai suara Partai Golkar naik 18 persen. Artinya tidak ada saya meninggalkan, tapi mungkin kita yang ditinggalkan," tegasnya.

Saat ditanya tentang mulai diliriknya Dedi oleh beberapa partai, Bupati Purwakarta tersebut mengatakan, prinsip dirinya adalah 'mengalir seperti air'. Ini, kata dia, sangat tepat dijadikan sebagai pijakan baginya di tengah manuver politik yang terjadi di tubuh Partai Golkar terkait Pilgub Jawa Barat 2018.

"Saya akan seperti air yang mengalir karena nasib manusia Allah-lah yang menentukan. Bukan manusia yang nenentukan. Biarkan takdir politik yang menentukan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement