Sabtu 04 Nov 2017 00:09 WIB

Bandara Perintis Akan Dibangun di Mesuji

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Sungai Mesuji.
Foto: youtube
Sungai Mesuji.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kunjungan Dirjen Perhubungan Udara ke Bandara Lanud Pangeran M Bun Yamin, Tulangbawang, beberapa waktu lalu, membuat Kabupaten Mesuji, Lampung siap menjadi tempat dibangunnya Bandara Perintis. Pemkab Mesuji bersedia menyiapkan lahan lebih dari 100 hektare.

Pemkab Mesuji dan Pemprov Lampung akan mengusulkan rencana pembangunan bandara perintis ke pemerintah pusat, melihat kondisi geografis Mesuji kondusif untuk dibangun bandara. Kabupaten Mesuji berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatra Selatan (Sumsel).

Bupati Mesuji Khamami mengaku siap jika pemerintah pusat akan membangun Bandara Perintis di Kabupaten Mesuji. Hal tersebut pernah terungkap dalam kunjungan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo ketika berkunjung di Lanud Pangeran M Bun Yamin di Kabupaten Tulangbawang, pekan lalu.

"Kami siap kalau pemerintah pusat membangun Bandara Perintis di Mesuji. Kami siapkan lahannya, kata Bupati Mesuji Khamami kepada Republika, Jumat (3/11).

Pemkab Mesuji akan menyiapkan lahan untuk bandara setidaknya lebih dari 100 hektare di kawasan Desa Brabasan dan Berasan Makmu, Kecamatan Tanjung Raya. Kesiapan lahan tersebut membuat Pemkab Mesuji optimistis kehadiran Bandara Perintis di Mesuji akan terwujud.

Khamami menyatakan gembira bila pemerintah pusat ingin membangun bandara di Mesuji, karena letak geografis Mesuji sangat strategis untuk dilalui pesawat meski masih berstatus perintis. Kabupaten Mesuji berbatasan langsung Provinsi Lampung dan Provinsi Sumsel.

Herman, warga Brabasan Mesuji, mengatakan kehadiran Bandara Perintis di Mesuji sangat penting dan mendesak, mengingat letak geografis kabupaten tersebut sangat seimbang antarprovinsi tetangga. Kehadiran Bandara Perintis di Mesuji diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan mensejahterakan masyarakatnya.

"Kalau ditempuh lewat darat bisa memakan waktu enam jam kalau arus kendaraan lancar. Tapi, kalau lewat udara lebih cepat dan singkat sehingga ekonomi warga dapat berputar cepat," ujar karyawan swasta tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement