Kamis 02 Nov 2017 13:56 WIB

Dokter Khawatirkan Infeksi Cairan Usus Manusia Pemakan Paku

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Paku-paku berkarat yang dimakan Wawan Gunawan (44) yang berhasil dikeluarkan RSUD Dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Rabu (1/11). Wawan memperoleh perawatan serius lantaran memakan puluhan paku diduga karena stres.
Foto: Republika/Rizki Suryarandika
Paku-paku berkarat yang dimakan Wawan Gunawan (44) yang berhasil dikeluarkan RSUD Dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Rabu (1/11). Wawan memperoleh perawatan serius lantaran memakan puluhan paku diduga karena stres.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Manusia pemakan paku, Wawan Gunawan (44 tahun) berhasil melalui operasi pengangkatan paku dari dalam tubuhnya di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Rabu (1/11) dengan selamat. Namun keluarga nampaknya belum bisa bernafas lega karena Wawan terjangkit infeksi cairan usus yang cukup mengkhawatirkan.

Kepala Bagian Pelayanan RSUD dr Soekardjo Budi Tirmadi mengatakan seluruh benda asing memang sudah terangkat dari dalam tubuh Wawan. Tetapi, ia menduga paku yang berada di tubuh Wawan dalam durasi lama berpotensi menyebabkan infeksi.

"Dampak medis, kita khawatir risiko infeksi. Jadi akan dilanjutkan penanganan infeksi. Dampak paling buruk infeksi cairan usus dinding perut itu bisa membahayakan jiwa," katanya pada wartawan, Kamis (2/11).

Berdasarkan keterangan yang diperolehnya, Wawan diduga mengalami depresi hingga menelan puluhan paku. Parahnya lagi, keluarga baru mengetahui kalau Wawan menelan paku ketika ada paku mulai merangsek keluar dari perut. "Dari keluarga baru tahu pas dirawat ketika tahu paku keluar dari dinding perut. Ada latar belakang depresi kalau menurut keluarganya sampai menelan paku," ujarnya.

Sampai saat ini, Wawan memperoleh perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) guna mengembalikan lagi kesehatannya. "Kalau operasi besar perlu pemulihan cukup lama dirawat di ICU sekarang. Di ICU tidak bisa jangka waktu singkat mungkin bisa lima hari. Setelah ada pemulihan baru diberikan nutrisi oral," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement