Kamis 02 Nov 2017 02:40 WIB

WNI Pelaku Terori 2016 Ini Tertangkap di Marawi

Rep: Taufik Alamsyan Nanda/ Red: Agus Yulianto
Warga menyalakan lilin dalam aksi solidaritas korban bom di Jl. MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (16/1) malam. Aksi tersebut sebagai renungan dan refleksi masyarakat terhadap kejadian bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta (14/1/2016).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga menyalakan lilin dalam aksi solidaritas korban bom di Jl. MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (16/1) malam. Aksi tersebut sebagai renungan dan refleksi masyarakat terhadap kejadian bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta (14/1/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Seorang warga negara Indonesia, yang dilaporkan memiliki peran dalam serangan teror pada 2016 di Jakarta, telah ditangkap di dekat kota Marawi, Filipina selatan. Dalam lima bulan terakhir, Marawi telah menjadi basis kelompok teror yang berafiliasi dengan ISIS dalam bertempur melawan militer Filipina.

Dikutip dari laman Aljazeera, Rabu (1/11), pria yang bernama Muhammad Ilham Syaputra tersebut ditangkap pada hari Rabu (1/11) saat mencoba melarikan diri dari sebuah distrik di Marawi. Wilayah tersebut merupakan basis untuk beberapa pejuang kelompok Maute bersembunyi, menurut informasi kepolisian.

Syaputra dilaporkan berusaha untuk menghindari pihak berwenang dengan berenang menyeberangi Danau Lanao ke sebuah kota yang berdekatan dengan Marawi. John Guyguyon, kepala polisi Provinsi Lanao del Sur, mengatakan, bahwa Syaputra mengaku kepada penyidik bahwa dia berasal dari Sumatera utara. Ia datang ke Filipina pada awal November 2016 untuk mengambil bagian dalam pertempuran di Marawi.

Dari pemeriksaan tersebut, polisi menemukan pistol kaliber 45, beberapa paspor Indonesia, mata uang dari berbagai negara dan perhiasan. Selama diinterogasi, Syaputra juga dilaporkan mengaku telah berperan dalam serangan teror pada 2016 di Jakarta, yang menyebabkan tujuh orang tewas, termasuk penyerang.

Syaputra merupakan salah satu diantara puluhan pejuang asing dari berbagai negara yang datang ke Marawi untuk bergabung dalam pertempuran di wilayah tersebut. Jumlah pejuang asing sampai saat ini masih belum jelas.

Dalam beberapa pekan terakhir, polisi juga telah membunuh penyandang dana teror, Mahmud Ahmad, seorang dokter kewarganegaraan Malaysia. Guyguyon mengaku penangkapan tersebut merupakan "pukulan besar" bagi perjuangan ISIS, meskipun dia memperingatkan bahwa mereka masih dapat melakukan serangan balasan.

Dalam sebuah pernyataan, Zia Alonto Adiong, Gubernur Lanao del Sur, juga memuji polisi dan penduduk untuk penangkapan tersebut. "Penangkapan warga negara Indonesia yang terlibat dalam pengepungan Marawi pada pagi hari tanggal 1 November menegaskan bahwa partisipasi warga sipil sangat penting dalam usaha bersama kita untuk mengamankan masyarakat dari unsur-unsur teroris," kata Adiong.

sumber : Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement