Rabu 01 Nov 2017 18:59 WIB

Mahasiswa Universitas Bengkulu Diajak Ikut Perangi Hoaks

Rep: rahma sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Melawan hoax
Foto: dok. istimewa
Melawan hoax

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa diajak ikut memerangi berita bohong atau hoax. Hal itu disampaikan Wakil Redaktur Pelaksana Republika Heri Ruslan saat menerima rombongan mahasiswa Universitas Bengkulu, Rabu (1/11). Republika kedatangan mahasiswa dan mahasiswi jurusan Jurnalistik Universitas Negeri Bengkulu. Mahasiswa melihat secara langsung proses pembuatan berita di Republika.

Heri mengatakan saat ini media massa memiliki beberapa tantangan. Pada era media sosial seperti sekarang, semua orang bisa menjadi produsen berita dan bisa membuat informasi apa saja. Hal inilah yang berpotensi munculnya berita-berita bohong atau hoax di kalangan masyarakat. Media mainstream pun berfungsi memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjebak dengan berita hoax. Caranya, dengan melakukan verifikasi berita.

"Inilah yang menjadi tantangan media massa di era baru ini. Bagaimana media mainstream ini bisa bergabung di media sosial," kata dia.

Menurut Heri, tantangan media massa sangat berat. Karena mereka harus bersaing dengan media sosial. "Kalau kita buka Facebook, setiap orang menjadi penyampai informasi. Entah benar atau tidak. Kadang-kadang masyarakat kita literasi medianya rendah, mereka akan menyerap apa saja yang mereka dapatkan, tanpa pertimbangan beritanya benar atau tidak," kata dia.

Heri menuturkan media mainstream bertugas sebagai filter, sebagai media penjernih. Heri secara khusus berpesan kepada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Komunikasi, jangan ikut menyebarkan berita hoax yang tidak berdasar atau tidak jelas sumbernya. Lebih baik, menyebarkan berita yang sudah terverifikasi.

"Jangan lakukan itu, karena orang-orang yang tingkatan pendidikannya di bawah kalian, nanti bisa meniru," kata dia.

Soal berita hoax ini merupakan salah satu poin yang ditanyakan Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Negeri Bengkulu Jeri Yasprianto. Selain itu, Jeri menanyakan mengenai kepemilikan Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement