REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lomba Karnaval Budaya sukses menjadi sajian Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (28/10) kemarin. Pagelaran ini membuat masyarakat antusias menyaksikan suguhan ragam busana khas daerah seluruh provinsi di Indonesia.
Kegiatan ini juga menandakan Pramuka menjadi perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu terlihat bagaimana. "Mari kita bersama-sama menunjukkan keragaman Indonesia dalam bingkai NKRI," kata Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Pembinaan Anggota Muda, S. Budi Prayitno saat memberikan sambutan di lokasi.
Dalam siaran pers kepada Republika disebutkan, para peserta menampilkan beragam baju daerahnya masing-masing. Seperti kontingen dari Jambi yang menampilkan baju Telok Belango, Suku Anak Dalam, dan Batik Jambi. Ini menandakan keragaman suku budaya di Provinsi Jambi. Kontingen lainnya juga menampilkan keragaman suku budaya daerahnya. Kontingen Bali, misalnya, menampilkan baju Rangdo.
"Kontingen kami menampilkan baju Rangdo yang biasa dipakai parade budaya, upacara adat Hindu," kata Budiarto (14 tahun), peserta asal Bali.
Peserta juga ada yang berpakaian yang biasa dipakai untuk acara pernikahan di daerahnya. Kontingen Sulawesi Tengah misalnya, memakai baju Mori. "Baju ini biasa dipakai anak suku Mori menikah, festival budaya, dan penyambutan tokoh penting di daerah," ungkap Ajeng (14 tahun), peserta asal Sulawesi Tengah.
Lomba ini diikuti 66 regu Pramuka Penggalang dari 33 Provinsi se-Indonesia. LT-V Gerakan Pramuka dibuka pada Senin pagi, 23 Oktober 2017 oleh Kak Adhyaksa Dault, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan lomba yang diikuti Pramuka Penggalang terbaik dari setiap Provinsi di Indonesia.