Jumat 27 Oct 2017 15:10 WIB

Kemensos Fokus Penguatan Masyarakat Hadapi Bencana

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
Para peserta Tagana mengikuti Jambore dan bakti sosial Tagana. Mereka bermalam dan tinggal di tenda, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (25/10).
Foto: Republika/ Rr Laeny Sulistyawati
Para peserta Tagana mengikuti Jambore dan bakti sosial Tagana. Mereka bermalam dan tinggal di tenda, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Kementerian Sosial (Kemensos) kini tengah fokus upaya penguatan di kalangan masyarakat. Sehingga mereka diharapkan bisa siap ketika menghadapinya. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, Kemensos sedang berupaya melakukan penguatan di kalangan masyarakat sehingga mereka bisa siap siaga ketika terjadi bencana.

"Mereka siap menangani bencana dengan berbasis komunitas," ujarnya di sela-selakegiatan jambore dan bakti sosial Tagana 2017, di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (26/10).

Komunitas yang ia maksud adalah pada masyarakat seperti anak-anak, lansia, dewasa.Karena itu, Tagana yang dibentuk Kemensos untuk menangani bencana 24 Maret 2004 lalu juga fokus memberikan edukasi pada komunitas. Bukan hanya keluarga atau orang dewasa, melainkan juga ada kelompok rentan yaitu anak-anak, wanita, wanita hamil, disabilitas, hingga lanjut usia (lansia). Semua menjadi sasaran bersama kepedulian Tagana ini.

"Karena itulah setiap event kami siapkan event Tagana goes to school," katanya.

Program Tagana goes to school termasuk 12 sekolah di Sulawesi Utara. Ia menambahkan, program ini bertujuanmemberikan edukasi kepada pelajar.

"Misalnya anak-anak diajari kalau terjadi gempa maka langsung dipraktekkan (upaya penyelematan diri)," ujarnya di sela-selakegiatan jambore dan bakti sosial Tagana 2017, di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (26/10).

Materi edukasi itu di antaranya kalau terjadi bencana seperti gempa maka anak-anak harus langsung menyelamatskan diri masuk ke kolong meja belajar. Selain itu, kata dia, Tagana juga mendidik bagaimana mengikuti instruksi evakuasi penyelamatan dari sekolah ketika terjadi gempa.

"Ketika terjadi gempa, maka diberi tahu jalur yang aman," katanya.

Ia menambahkan, pencegahan bencana juga sudah masuk ke kurikulum sekolah. Materi jika terjadi bencana juga sudah ada dibuku pelajaran. Namun, kata dia, pemberian materi ini dalam tingkat nasional secara besar-besaran juga harus ditingkatkan.

Untuk itu, pihaknya intensif berkomunikasi dengan instansi terkait seperti bidang pendidikan dan kesehatan untuk menyelenggarakan kegiatan bersama.

"Terutama memberikan edukasi sesuai tanggung jawab masing-masing," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement