Jumat 27 Oct 2017 12:40 WIB

Sukabumi Giatkan Gerakan Cerdas Gunakan Obat

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Elba Damhuri
Obat-obatan.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Obat-obatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi berupaya mencegah penyalahgunaan obat yang akhir-akhir menjadi pembicaraaan di tengah masyarakat. Langkah tersebut dilakukan dengan menggiatkan gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) ke semua kecamatan yang ada di Sukabumi.

Peluncuran gerakan ini dilakukan di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh pada Jumat (27/10). "Sekitar 60 persen masyaraka sebelum ke fasilitas layanan kesehatan biasanya mereka lebih dulu pengobatan untuk diri sendiri," kata Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi selepas kegiatan Gema Cermat di Kelurahan Sriwedari.

Di mana, lanjut dia, rata-rata obat yang digunakan sekitar 80 persennya merupakan obat modern. Penggunaan obat ini dikhawatirkan banyak warga yang belum paham bagaimana cara mengkonsumsinya.

Makanya, ujar Fahmi, muncul penyalahgunaan obat atau penggunaan salah obat. Kerawanan tersebut coba diatasi pemkot dengan menggulirkan program gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat.

Targetnya warga mengetahui bagaiman mengkonsumsi obat yang tepat, ungkap Fahmi. Jangan sampai tutur dia terjadi penyalahgunaan obat seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu di media yakni obat PCC, Tramadol, dan Dextro.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Ritanenny menambahkan, sebenarnya gerakan ini sudah dicanangkan setahun yang lalu. Kali ini lebih digaungkan dalam rangka hari kesehatan nasional.

Kegiatan gerakan cerdas menggunakan obat ini, lanjut Rita, akan dilakukan di semua kecamatan yang ada di Kota Sukabumi yang berjumlah tujuh. Dalam gerakan ini terang dia perwakilan masyarakat yang terpilih diberikan pengetahuan mengenai penggunaan obat yang tepat.

Harapannya kata Rita, masyarakat bisa lebih cerdas dalam menggunakan obat dan mengikuti berbagai aturan. Terutama obat digunakan untuk kondisi yang dibutuhkan karena ada isu penggunaan obat unuk tujuan tidak tepat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement