Jumat 27 Oct 2017 06:06 WIB

Warga Tamansari Bandung Tolak Pembangunan Rumah Deret

Puluhan warga RW 11 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, berjalan kaki usai mendatangi Balai Kota Bandung, Kamis (19/10). Terkait rencana proyek Rumah Deret, mereka menolak penggusuran rumah yang telah puluhan tahun mereka tempati.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Puluhan warga RW 11 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, berjalan kaki usai mendatangi Balai Kota Bandung, Kamis (19/10). Terkait rencana proyek Rumah Deret, mereka menolak penggusuran rumah yang telah puluhan tahun mereka tempati.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga RW 11, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung mendatangi kantor Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/10). Kedatangan mereka untuk menolak pembangunan rumah deret yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung.

"Kita menolak pembangunan rumah deret. Kalau pun kita menyetujui, harus ada kesepakatan dengan warga," ujar Ketua RW 11 Rudi Sumaryadi di Balaikota Bandung, Kamis (26/10).

Rudi menjelaskan, saat adanya sosialiasi dengan warga beberapa waktu lalu, pihak Pemkot langsung memutuskan pembangunan tanpa ada kesepakatan tertulis. Bahkan, Pemkot langsung melakukan pengukuran tanah.

Saat dilakukan pengukuran pun, ia mengaku tidak pernah menerima informasi apapun dari pihak Pemkot sehingga membuat psikologis warga terganggu. "Sudah ada korban meninggal satu orang barusan. Sebelumnya dia dilarikan ke rumah sakit akibat rumah tetangganya dilakukan pengukuran. Karena shock penyakitnya kambuh dan barusan meninggal," katanya.

Selain itu, pengukuran selalu melibatkan anggota ormas sehingga tak jarang warga mendapat perlakuan intimidasi. Rudi juga mengaku menjadi salah satu korban intimidasi. Ia menceritakan, beberapa hari yang lalu, beberapa orang berbadan tegap melintas di depan kediamannya.

Seorang warga yang mendengar percakapan orang tidak dikenal tersebut, menunjuk rumah Rudi yang akan dijadikan target. "Dari warga, lima orang tersebut menunjuk ke rumah saya dan bilang ini nih rumah RW, targetnya," kata dia.

Dia mengatakan warga sempat menanyakan terkait maksud orang tidak dikenal tersebut. Namun mereka tidak memedulikannya dan langsung pergi. "Warga saya tidak mengenali orang-orang tersebut. Dia warga senior pasti mengetahui mana warga asli atau bukan," katanya.

Kata dia, warga RW 11 telah menempati kawasan tersebut sejak tahun 1960. Saat ini terdapat sekitar 90 bangunan yang dihuni 197 kepala keluarga, di mana mayoritasnya menolak pembangunan rumah deret.

"25 bangunan sudah setuju pembanguan rumah deret, tapi mereka juga tidak mengetahui berapa kisaran ganti rugi," kata dia.

Sebelumnya, pembangunan rumah deret dilakukan untuk menata kawasan Tamansari. Warga yang terkena dampak pembangunan untuk sementara akan direlokasi untuk kemudian diberikan keleluasaan menghuni rumah deret tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement