REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyambut positif penyelenggaraan Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan ke-X di Mataram, NTB, pada Kamis (26/10) hingga Jumat (27/10).
Asisten I Budaya, Pemerintahan, dan SDM Pemerintah Kota Mataram I Made Swastika mengatakan, tradisi lisan merupakan kekayaan bangsa yang tidak boleh hilang dan harus dilestarikan. Nilai-nilai budaya merupakan perekat dan juga menjadi sarana dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Kita hidup dari budaya. Saat ini, tradisi lisan mulai terpinggirkan karena dunia modern," ujar Swastika saat membuka seminar internasional Tradisi Lisan di Hotel Golden Palace, Mataram, NTB, Kamis (26/10).
Pemkot Mataram, lanjut dia, mendukung penuh seminar tentang tradisi lisan dalam upaya menjaga keberlangsungan budaya Indonesia.
Swastika berharap, seminar ini memunculkan rekomendasi dan konsep yang kuat dalam upaya menjaga kelestarian tradisi lisan ke depan, baik untuk Kota Mataram, dan juga Indonesia.
"Meski masih ada yang masih terjaga (tradisi lisan). Ini seminar yang bagus dalam melestarikan budaya kita," lanjut Swastika.
Provinsi NTB sendiri baru pertamakali menjadi tuan rumah seminar yang rutin digelar setiap dua tahun sekali.
Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat Prudentia mengatakan, pemilihan Mataram sebagai tuan rumah tak lepas dari keinginan Pemerintah Kota Mataram yang mengajukan diri sebagai tuan rumah seminar.
"Mataram sudah dua tahun lalu mengajukan diri. Ini terobosan baru karena sebelumnya digelar di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan," kata Swastika menambahkan.