Rabu 25 Oct 2017 19:23 WIB

Polisi dan PPATK Lacak Pendanaan Kelompok Teroris Sulsel

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Teroris/ilustrasi
Foto: youtube
Teroris/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak pendanaan kelompok teroris Sulawesi Selatan yang baru ditangkap oleh Densus 88, Selasa (24/10) kemarin. Analisis Kebijakan (Anjak) Madya Divisi Humas Polri, Kombes Sulistyo Pudjo Hartono mengungkapkan, melalui aliran dana, polisi berhasil menyelidiki jaringan teroris tersebut.

"PPATK dan Polri saling membantu, menyelidiki jaringan yang diduga memiliki hubungan. Kita berkali-kali dibantu PPATK untuk meyakinkan dana itu digunakan untuk ini," jelas Pudjo di Mabes Polri, Rabu (25/10).

Densus 88 meringkus terduga teroris, Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur, di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten LuwuTimurpada pukul 07.04 WITA, Selasa (24/10). Bakri yang tinggal di Asrama Ponpes Darul Hijrah, Desa Timampu, Kec. Towuti, Kab. Luwu Timur, ditangkap karena diduga ikut dalam rencana pembunuhan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

"Ikut serta dalam kejadian Bom Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2012, sesuai dengan BAP beberapa tersangka," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto dalam keterangan tertulisnya.

Bakri berperan memberikan bom pipa dan korek api kepada dirinya dan Awaludin alias Awal untuk melakukan pembunuhan terhadap Gubernur Sulsel. Selain itu, Bakri Baroncong bersama Suwardi, Budi dan Yadi mengikuti ajaran Abu Uswah dengan materi bahan dan cara pembuatan bom lontong di kebun milik Muhtar Hadi.

"Dalam pelatihan pembuatan bom tersebut berhasil membuat sekitar 20 batang bom," ungkap Rikwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement