Ahad 22 Oct 2017 13:09 WIB

Usai Subuh Berjamaah di Masjid Tertua, Sandiaga Lari Pagi

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Empat soko guru atau tiang utama yang menjadi salah satu ciri khas Masjid Al Mansur
Foto: Rahma Sulistya
Empat soko guru atau tiang utama yang menjadi salah satu ciri khas Masjid Al Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dalam salat subuh berjamaah di Masjid Al Mansur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Ahad (22/10) hari ini. Warga terlihat lebih antusias dan berbondong-bondong, ikut menunaikan salat di masjid tertua yang berada di Jakarta.

"Iya tadi Pak Wagub shalat Subuh di sini bersama warga," ujar salah seorang warga yang tinggal di RW 01 Jembatan Lima, Ahmad Nasyir.

Nasyir sangat antusias menceritakan pengalamannya saat shalat berjamaah bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru saja dilantik 16 Oktober 2017 lalu, Sandiaga Uno. Rupanya, Sandiaga memang tidak diduga akan ikut shalat Subuh di Masjid Al Mansur, hanya warga sekitar yang mengetahuinya. Ia shalat sekaligus mendengar tausiyah khusus dari Ustadz Yusuf Mansyur yang memang sudah mempersiapkan acara sejak Sabtu (21/10) malam.

Menurut Nasyir, Sandiaga hanya ikut shalat Subuh tanpa memberikan sambutannya. Ia hadir sebagai jamaah selayaknya warga lainnya. Hanya saja, ia mendengar Sandiaga sempat berbicara sedikit akan memugar masjid itu. Usai shalat Subuh dan mendengarkan tausiyah, Sandiaga berpamitan dengan warga lalu bergegas lari pagi.

"Ini kan hari Minggu ya, kalau tidak salah tadi Pak Wagub mau lari katanya," ujar Nasyir saat ditemui Republika.co.id.

Sembari menunjuk sebuah menara yang ada di sisi kanan masjid, ia merasa senang ternyata Anies dan Sandi memiliki perhatian khusus dengan masjid yang menjadi saksi sejarah perjuangan KH Muhammad Mansur, dalam melawan penjajah Belanda.

"Itu, di menara itu (sambil menunjuk ke satu sisi), adalah tempat KH Mansur mengibarkan merah putih. Sejak saat itu, orang dulu selalu mengumandangkan adzan dari situ. Tapi kalau sekarang sudah tidak lagi, karena tangganya sudah reot," jelasnya.

Bahkan, ia sudah tidak ingat kapan terakhir kali muadzin mengumandangkan adzan dari masjid itu. Nasyir juga menunjuk satu ruang utama di dalam masjid. Sebuah area yang terdiri dari empat pilar kokoh, dengan tangga kayu untuk naik ke atasnya.

"Nah kalau ruang tengah yang ada empat tiang itu, dulunya tempat ceramah ustadz-ustadz. Dan juga karena kayunya yang reot, tidak ada lagi yang berani menaiki tangga itu. Karena khawatir roboh, sementara ini kan warisan budaya," ujar Nasyir yang juga pelanggan Republika, karena menyukai tulisan Abah Alwi.

Tidak banyak yang menyangka Sandiaga akan menghadiri shalat Subuh bersama warga sekitar Jalan Sawah Lio itu. Sebab, panitia sendiri pun baru mendapat kabar pada malam harinya, dan itu juga belum bisa dipastikan 100 persen Sandiaga akan hadir.

Pada awalnya, hanya diinfokan bahwa yang datang cuma salah satu dari Anies dan Sandi. Tetapi ketika Subuh, tidak disangka Sandi datang, ikut shalat Subuh berjamaah, bahkan mendengar tausiyah Ustadz Yusuf Mansyur.

"Iya beliau tadi shalat Subuh di sini, tapi tidak berbicara apa-apa. Hanya saja tadi selesai shalat, beliau langsung ke ruang ustadz dan coffee break di sana," kata Seksi Acara Milad 300 Tahun Masjid Al Mansur dan Haul ke-50 KH Muhammad Mansur, Zuhru Fuadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement