Sabtu 21 Oct 2017 14:59 WIB

Dominasi Televisi Sudah Mulai Tertandingi

Rep: Kabul Astuti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sebuah siaran televisi nasional (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sebuah siaran televisi nasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Korbid PS2P Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Agung Suprio mengatakan, dominasi televisi sudah mulai tertandingi media-media lain, termasuk telepon pintar. Industri periklanan juga tidak bertumbuh, sementara lembaga penyiaran makin banyak.

Agung mengungkap di Eropa rata-rata masyarakat menonton televisi maksimal 2 jam per hari. Sebagian, menonton televisi lewat smartphone. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi televisi sudah mulai ditandingi oleh media baru. Di kota-kota besar tanah air, Agung menyatakan, fenomena serupa juga terjadi.

"Di kota-kota besar di Indonesia itu 2 jam 40 menit maksimal. Artinya, masyarakat sekarang punya banyak pilihan dan ini tentu saja mempengaruhi pemasukan dari media," kata Agung dalam sebuah diskusi bertema RUU Penyiaran, Demokrasi, dan Masa Depan Media di Warung Daun Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat, Sabtu (21/10).

Bukan hanya kemunculan media baru di era digital, industri periklanan yang selama ini menopang industri televisi juga disinyalir mulai stagnan. Agung menyatakan industri periklanan stagnan atau tidak bertumbuh, sementara lembaga penyiaran semakin banyak.

Kondisi ini pun terjadi di Italia yang sudah melakukan transisi dari analog ke digital. Agung mengatakan dari sekitar 7-8 kanal di Italia sekarang tinggal 3 kanal karena berguguran. Di Thailand bahkan dua televisi yang eksis bangkrut karena tidak mampu bersaing meraih iklan.

"Inilah yang dikhawatirkan oleh televisi yang eksis sekarang. Bisa jadi karna ini akan mengurangi profit keuntungan mereka, margin mereka. Karena iklannya memang segitu-segitu saja sementara lembaga penyiaran semakin banyak," ujar Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement