Jumat 20 Oct 2017 13:08 WIB

Ini Kronologis Tanggul Jebol di Jatipadang

Tanggul jebol (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tanggul jebol (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamis (19/10) kemarin daerah RT 3 RW 6 Jatipadang terkena banjir. Banjir disebabkan oleh tanggul yang jebol karena debit air di sungai melebihi kapasitas. Salah satu warga, Muhammad, bercerita banjir mulai terjadi pukul tiga sore. Air deras langsung menyerang rumah warga dan merendam puluhan rumah.

Kemarin wilayah Jakarta Selatan mengalami hujan deras disertai petir. Hari rabu (18/10) sebelumnya hujan juga terus-menerus mengguyur Jakarta Selatan dari sore hingga malam hari. Hal tersebut menambah jumlah debit air di sungai dan berujung jebolnya tanggul.

"Saya kemarin di rumah sudah segini (menunjuk dada). Saya mikir pertama listrik. Kemarin itu bahaya serem. Langsung deres. Mana hujan ditambah petir. Air jalan mundur dari bagian bawah ke atas," ucap Muhammad saat ditemui di rumahnya di Kampung Air RT 3 RW 6, Jatipadang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).

Salah satu yang banyak menjadi korban banjir adalah RT 003. Posisi tanggul yang jebol pun berada di RT 003. Kondisi tanggul sebenarnya sudah ditinggikan dan ditambah lebarnya beberapa senti. Namun karena jumlah air yang terlalu besar, tanggul tidak sanggup untuk menampung dan terjadi luberan air.

"Kejadian semalam air kencang, diujung bawah sudah ditinggiin tanggulnya tapi ketimpa air jadi jebol. Jadi kondisinya bukan tanggul rubuh tapi air terlalu tinggi jadi kelewatan trus banjir. Ada batu di situ kena hantam," lanjut Muhammad.

Muhammad kemudian melanjutkan banjir yang terjadi merupakan banjir tahunan. Setiap tahunnya di daerah Jati Padang ini selalu banjir. Apalagi ada istilah banjir lima tahunan disini. Dimana tiap lima tahun sekali terjadi banjir yang lebih membahayakan.

"Di sini yang bahaya ada dua. Satu yang berkelok satu lagi yang penyempitan itu. Yang berkelok ini untung sudah digali. Banjir disini yang bahaya dari tuh lima tahun sekali. Sudah dari 2002, 2007, 2012, 2016. Tapi sekarang sudah banjir lagi," ujar Muhammad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement