Kamis 30 Jan 2025 15:47 WIB

Kepala BMKG Jelaskan Fenomena Atmosfer yang Disebut Sebabkan Hujan Ekstrem di Jakarta

Potensi hujan deras yang dipicu fenomena MJO masih akan terjadi hingga awal Februari

Seorang warga berjalan melintasi banjir yang melanda kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang warga berjalan melintasi banjir yang melanda kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sebagian daerah di Indonesia lainnya dalam beberapa hari terakhir ini dipengaruhi oleh siklus balik dari fenomena atmosfer Madden Julian Oscilliation (MJO). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena MJO yang berupa seruakan angin dingin dari Samudra Hindia ini sebelumnya sudah terjadi pada akhir bulan November hingga pertengahan Desember tahun lalu.

Adapun fenomena MJO yang diikuti oleh bibit siklon tropis pada periode tersebut mengakibatkan hujan deras (30-50 mm) sampai memicu bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor. Bencana itu diketahui terjadi di sejumlah daerah di selatan Jawa Barat dan Sumatra Utara, dengan dampak cukup signifikan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Baca Juga

"Seruakan udara dingin itu kemudian melandai dan saat ini berulang lagi. Memang siklus balik MJO dari Samudera Hindia ini pengulangannya terjadi setiap dua-tiga pekan atau 30-40 hari," kata dia di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Menurutnya, potensi hujan deras yang dipicu oleh fenomena MJO ini masih akan berulang di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan atau setidaknya sampai dengan dasarian pertama bulan Februari yang merupakan puncak musim hujan.

Tim meteorologi BMKG mendeteksi pada periode tersebut hujan deras juga masih berpotensi mengguyur Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara.

Kemudian untuk potensi hujan dengan intensitas sangat deras (lebih dari 50 mm) di Sumatra Barat dan Jawa Barat. "Poinnya adalah hampir setiap bulan atau seminggu-dua minggu terjadi cuaca ekstrem seperti ini," kata Dwikorita Karnawati.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement