Kamis 19 Oct 2017 17:47 WIB

Luhut Kritik Sampah di Teluk Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita
Taman Bawah Laut Pahawang. Pulau Pahawang merupakan satu dari beberapa pulau kecil di Teluk Lampung.
Foto: Republika/Prayogi
Taman Bawah Laut Pahawang. Pulau Pahawang merupakan satu dari beberapa pulau kecil di Teluk Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG — Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengkritik banyaknya sampah plastik di perairan Teluk Lampung. Kepada Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, ia berharap sampah-sampah tersebut didapat diolah sehingga menjadi energi terbarukan.

Luhut melihat sendiri sampah-sampah memenuhi di perairan Teluk Lampung setelah melakukan pemantauan menggunakan helikopter saat menghadiri Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Bandar Lampung, Kamis (19/10) pagi. "Saya lihat masih banyak sampah. Coba Pak Gubernur bisa mengkoordinasikan. Sampah-sampah itu bisa diolah menjadi energi," kata Luhut saat menjadi pembicara utama seminar.

Menurut dia, sampah-sampah khususnya plastik dapat merusak kesehatan tubuh manusia. Ikan-ikan di lautan yang memakan sampah-sampah plastik, lalu ikan-ikan tersebut dimakan manusia, maka akan menimbulkan penyakit. Jika sampah-sampah tersebut dikelola dengan baik maka akan menjadi energi terbarukan.

Dalam sesi tanya jawab, peserta ISEI dari Lampung juga membenarkan masih banyaknya sampah di perairan Teluk Lampung, terutama di pulau-pulau. Sampah tersebut belum bisa diatasi dan merusak biota laut. 

"Sampah-sampah di Pulau Tegal sudah sangat memprihatinkan. Padahal, keindahan pulaunya bagus," ujarnya.

Pantauan Republika, pantai perairan Teluk Lampung tak luput dari serangan sampah. Sampah-sampah plastik atau anorganik tersebut berasal dari limbah rumah tangga dan kapal-kapal besar yang hanyut dibawa gelombang laut hingga menepi di pantai Teluk Lampung. 

Selain itu, sampah-sampah juga berasal dari kunjungan wisatawan ke tempat-tempat wisata laut juga menambah maraknya sampah di laut. "Sampah-sampah plastik sisa makanan yang paling banyak. Saya tidak tahu, tiba-tiba sampah banyak datang ke tepi setiap hari dibawa ombak," kata Mulyadi, warga Sukaraja. 

Tempat-tempat wisata laut di perairan Teluk Lampung juga menjadi penghasil sampah terbesar. Menurut Rudi, warga Hanura, banyak wisatawan yang membuat sampah seenaknya. 

Lagi pula, pengelola tempat wisata juga menyediakan tempat sampah sehingga sampah menggunung dan dibawa gelombang saat air pasang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement