REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise merasa heran, mengapa ilmu yang didapat kaum perempuan di perguruan tinggi tidak dikontribusikan untuk membangun bangsa dengan terjun ke sektor publik. Padahal, mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas 60 persennya adalah kaum perempuan.
"Berdasarkan data BPS, mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas 60 persen adalah kaum perempuan. Sementara laki-laki hanya 40 persen," terang Yohana di Lampung berdasarkan keterangan persnya, Kamis (18/10).
Yohana melanjutkan, dari angka tersebut, yang terjun ke sektor publik atau bekerja justru kaum lelaki yang lebih banyak. Kaum perempuan hanya 30 persen dan kaum laki-laki mencapai 70 persen. Karena itu, ia mempertanyakan mengapa ilmu yang telah didapatkan oleh kaum perempuan di perguruan tinggi tak dikontribusikan untuk membangun bangsa.
"Hal ini membuat saya berpikir, mengapa ilmu yang telah didapatkan oleh kaum perempuan pada saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tidak dikontribusikan untuk membangun bangsa," terang dia.
Menurutnya, kaum permempuan yang terjuk ke dalam bdang politik atau parlemen juga hanya sedikit, yaitu hanya sebesar 17 persen. Padahal, lanjut Yohana, kedudukan tersebut sangatlah strategis bagi perempuan untuk menyuarakan kepentingan kaumnya.
"Saya berharap agar perguruan tinggi dapat mencetak generasi emas, khususnya kaum perempuan melalui pendidikan yang berkualitas yang didukung dengan penyediaan sarana yang ramah perempuan," terang dia.