Kamis 19 Oct 2017 05:37 WIB

Kapal Penumpang Pelni Diharapkan Singgahi Morotai

Kapal tunda milik milik PT Jasa Armada Indonesia menarik Kapal Pelni Nggapulu saat memasuki kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (11/10). PT Jasa Armada Indonesia (JAI) atau IPC Marine Service yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo II siap melantai di bursa pada akhir 2017 untuk mendukung seluruh kegiatan pelayanan kapal di 10 pelabuhan wilayah kerja Pelindo II.
Kapal tunda milik milik PT Jasa Armada Indonesia menarik Kapal Pelni Nggapulu saat memasuki kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (11/10). PT Jasa Armada Indonesia (JAI) atau IPC Marine Service yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo II siap melantai di bursa pada akhir 2017 untuk mendukung seluruh kegiatan pelayanan kapal di 10 pelabuhan wilayah kerja Pelindo II.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE-- Masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) mengharapkan kapal penumpang PT Pelni (Persero) menyinggahi Pulau Morotai. Tujuannya tentu saja untuk memudahkan mereka berpergian ke luar Malut atau sebaliknya menggunakan transportasi laut.

"Masyarakat Pulau Morotai sudah lama merindukan kapal penumpang Pelni yang menyinggahi daerah ini, khususnya yang melayani rute pelayaran dari Jawa, Sulawesi dan Papua atau sebaliknya," kata salah seorang tokoh masyarakat dari Pulau Morotai, Abdullah Lamani di Ternate, Rabu (18/10).

Masyarakat Pulau Morotai selama ini jika ingin ke luar Malut ke Sulawesi atau Papua menggunakan kapal penumpang PT Pelni harus ke Ternate, yang sejak dulu disinggahi sejumlah kapal penumpang PT Pelni tujuan ke kedua wilayah itu. Abdullah mengatakan, transportasi dari Pulau Morotai Ke Ternate cukup lancar, tetapi jaraknya sangat jauh dan membutuhkan biaya transportasi cukup mahal. Misalnya jika menggunakan kapal langsung dari Morotai Ke Ternate sewanya di atas Rp 200 ribu per orang.

Transportasi udara di Morotai yang menghubungkan daerah itu dengan daerah di luar Malut sudah ada. Tetapi hanya sekali dalam sehari dan harus transit di Ternate atau Manado. Harga tiketnya juga sangat mahal sehingga sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah.

Anggota DPRD Malut, Irfan Umasugi mengatakan harapan masyarakat Pulau Morotai tersebut harus diperhatikan Kementerian Perhubungan. Karena Pulau Morotai sebagai daerah perbatasan harus memiliki akses transportasi yang lancar ke berbagai wilayah di luar Malut.

Apalagi pulau bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II itu, telah ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan salah satu dari sepuluh destinasi wisata utama di Indonesia. Kawasan ini ditargetkan bisa menyumbang kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sedikitnya 500r ibu orang per tahun.

"Adanya kapal penumpang PT Pelni yang menyinggahi Pulau Morotai, tidak hanya akan memudahkan masyarakat di daerah itu, berpergian ke luar Malut atau sebaliknya, tetapi juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan karena banyak wisatawan yang suka menggunakan kapal laut dalam perjalanan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement