REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Krido Suprayitno menilai, masyarakat harus memiliki kesiapan menghadapi bencana seperti letusan Gunung Merapi. Jadi, terjadi atau tidak bencana itu masyarakat sudah siap menghadapinya.
"Tapi yang penting kontekstualnya kita buat skenario, lebih baik rencanakan tapi tidak terjadi, kita siapkan jadi teruji," kata Krido saat dijumpai di Pidato Sambutan Gubernur DIY di Ruang Paripurna DPRD DIY, Senin (16/10).
Ia menuturkan, pelatihan yang dilakukan pun akan melibatkan banyak unsur, dan akan diuji apakah skema-skema beberapa tahun lalu masih relevan untuk dipakai. Hal itu dilakukan tidak lain agar standar prosedur yang akan diterapkan memang layak, yang tentunya akan mengurangi resiko bencana.
Terlebih, lanjut Krido, fenomena Gunung Merapi ada kecenderungan secara fisik mengarah ke selatan, walau kepastiannya baru bisa dipastikan saat terjadi. Yang terpenting, unsur-unsur keamanan, logistik, dan tempat-tempat seperti rumah sakit dan sekolah tangguh bencana disiapkan dulu.
"Kita siap selamat agar tahu kondisi lapangan, kalau angin besar durasi cukup lama harus sudah waspada," ujar Krido.
Dari pengalaman 2010 lalu, ia melihat, memang ada beberapa aspek yang perlu penanganan khusus. Karenanya, komunikasi termasuk dalam bentuk pelatihan terus dilakukan, terutama untuk menguatkan konsolidasi maupun pengurangan resiko bencana yang harus dilakukan dari berbagai wilayah.
Karenanya, ia pun mengundang BPBD-BPBD sekitar Yogyakarta untuk dapat turut serta dalam konsolidasi seperti dari Klaten, Boyolali, Magelang dan Sleman. Menurut Krido, kesiapsiagaan harus terus dijaga, dan harus senantiasa diingat kalau Gunung Merapi itu memiliki periodisasi.
Untuk itu, BPBD DIY akan menggelar simulasi mitigasi bencana erupsi, serta melakukan pengukuran terhadap pengurangan resiko bencana yang bisa dilakukan. Kegiatan itu sendiri akan dilaksanakan Rabu (18/10) pagi di Lapangan Jangkang, Widodomartani, Sleman.
"Kalau petugas (yang terlibat) ada 500an, selebihnya masyarakat, itu (Lapangan Jangkang) lokasi aman untuk kendali operasi, walaupun kegiatannya sendiri akan di Cangkringan sebagai titik kumpul," kata Krido.