Senin 16 Oct 2017 20:05 WIB

Transportasi Online, Bandung Bisa Adopsi Cirebon

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Elba Damhuri
Ribuan pengemudi trasportasi berbasisi aplikasi online menggelar aksi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan pengemudi trasportasi berbasisi aplikasi online menggelar aksi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar meminta Dinas Perhubungan Jabar segera mencari penyelesaian terkait masalah transportasi online versus konvensional. Menurut Deddy Mizwar, kondisi mogok serta unjuk rasa pengemudi transportasi online dan konvensional hanya terjadi di Bandung raya.

Sementara di Cirebon, kondisi ini tak terjadi karemasudah ada kesepakatan antara pengemudi tranaportasi konvensional dan online. "Saya lihat begini ini di Bandung raya. Saya minta ke Dishub pola kerja sama tinggal replikasi sambil menunggu peraturan pusat," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz kepada wartawan, Senin (16/10).

Demiz menilai konflik antara pengemudi transportasi online dan konvensional ini penting untuk segera diselesaikan. Agar, jangan sampai berlarut-larut terjadi konflik. Karena ternyata, di Cirebon pun bisa diselesaikan.

Demiz mengatakan beberapa waktu ini muncul informasi kalau Pemprov Jabar melarang angkutan online. Padahal, sebenarnya tak dilarang namun transportasi konvensional tiga hari akan mogok jadi bisa kacau.

Demiz pun meminta Dishub untuk mempelajari konsep di Cirebon. Karena, di Cirebon semua bisa berdampingan karena berarti ada kesepakatan. Jadi, harus dipelajari bagaimana bentuk kerja sama yang dijalim sambil meunggu aturan yang tetap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement