REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhammad Riyadi mengatakan, Indonesia bersama Australia dan India ditunjuk sebagai Tsunami Service Provider (TSP) di kawasan Samudera Hindia. Penunjukan ini, kata Riyadi, merupakan sesuatu yang membanggakan.
"Tugas kita bersama Australia dan India memberikan peringatan tsunami kepada 28 negara yang ada di kawasan Samudera Hindia," ujar Riyadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (16/10).
Riyadi menjelaskan, penunjukan Indonesia lantaran BMKG dianggap sudah mampu serta ditopang peralatan yang memadai untuk bertugas memberi informasi tsunami kepada negara-negara lain. "Kita dikenal dunia dalam hal ini, sehingga kita jadi tempat belajar beberapa negara bagaimana mengelola gempa bumi dan juga peringatan tsunami," jelas dia.
Selain itu, BMKG juga telah memasang 165 seismograph broadband di seluruh wilayah Indonesia untuk monitoring gempa bumi dengan menggunakan satelit. BMKG menargetkan, hingga 2019 alat monitoring gempa bumi mencapai 200 unit.
"Sebenarnya kalau dilihat dari luasan negara kita itu belum cukup. Idealnya itu 1.000 unit, tapi lagi-lagi terkendala anggaran," lanjut Ariyadi.
Riyadi juga mengimbau masyarakat untuk cerdas mencerna informasi tentang gempa bumi dan tsunami. BMKG, lanjut Riyadi, tidak pernah memberi informasi melalui SMS mengenai akan terjadinya bencana gempa bumi.
"Kadang dibuat hoaks, kalau ada SMS yang sampaikan akan terjadi gempa bumi itu hoaks. BMKG tak pernah (beri informasi) begitu, kalau peringatan tsunami iya," kata Riyadi menambahkan.