Senin 16 Oct 2017 11:00 WIB

Penanaman Padi Organik di Indramayu Masih Minim

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Padi
Padi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penanaman padi organik di Kabupaten Indramayu hingga kini masih minim. Hal itu menyusul rendahnya kesadaran petani untuk beralih dari pupuk anorganik dan pestisida kimia.

 

"Sebenarnya hampir tiap kecamatan ada (penanaman padi organik), tapi prosentasenya kecil," kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, kepada Republika, Ahad (15/10).

 

Sutatang mengatakan, petani lebih menyukai menggunakan pupuk anorganik karena manfaatnya langsung terlihat pada tanaman padi yang mereka tanam. Sedangkan pupuk organik, baru terlihat manfaatnya dalam kurun waktu sekitar tiga tahun kedepan.

 

"Saat awal pakai pupuk organik, produksi padi mengalami penurunan terlebih dahulu. Inilah yang membuat petani enggan beralih ke organik," kata Sutatang.

 

Sutatang menambahkan, banyaknya petani yang masih menggunakan pupuk anorganik juga menjadi kendala bagi petani yang ingin beralih pada organik. Pasalnya, dengan topografi Indramayu yang datar dan pengairan yang berasal dari sumber yang sama, padi organik akan mudah terkontaminasi oleh pupuk anorganik dan pestisida kimia dari areal sawah di sekelilingnya.

 

Terpisah, Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Dasma Adiwijaya, juga mengakui masih rendahnya penanaman padi organik oleh petani di Indramayu. Selain penurunan produksi di awal peralihan anorganik menjadi organik, pemasaran beras organik juga tidak seluas beras biasa.

 

"Karena itu petani lebih memilih menanam padi biasa," terang Dasma.

 

Dasma menambahkan,saat ini pihaknya mengajak para petani di Kabupaten Indramayu untuk menanam padi dengan metode Sustainable Rhizopora ImprovementIntensification (SRII) atau SRI 2. Selain mengedepankan perbaikan ekologi tanah dengan organik, metodeitu juga memperbaiki kondisi akar tanaman padi dengan menggunakan jamur micoryza.

Pemkab Indramayu sebenarnya telah mencanangkan gerakan Go Organik pada 2013 silam. Melalui gerakan tersebut, pemerintah mengajak para petani untuk beralih dari penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organik.

 

Namun, pencanangan Go Organik itu ternyata belum diikuti oleh mayoritas petani di Kabupaten Indramayu. Hingga saat ini, mereka lebih memilih menggunakan pupuk anorganik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement