REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sri Handayani dan Zahrotul Oktaviani
Jika tak ada aral melintang, terhitung mulai Senin (16/10) sore, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Begitu banyak asa yang disampaikan masyarakat Ibu Kota saat dimintai tanggapan oleh Republika, Ahad (15/10).
Solihin, seorang petugas kebersihan Pemerintah Provinsi Jakarta, berharap kinerja Anies-Sandi dalam memimpin Ibu Kota lebih baik ketimbang para pendahulu mereka. Secara khusus, Solihin meminta agar kesejahteraan dia beserta rekan-rekannya diperhatikan. "Harapannya kepengen supaya gaji bisa dinaikin lagi. Sekarang sih sudah UMR (upah minimum regional). Tapi kalau bisa ya dinaikinlah beberapa persen lagi," kata Solihin saat ditemui di balai kota, Jakarta.
Solihin dan rekan-rekannya sekarang mengantongi pendapatan per bulan sebesar Rp 3,3 juta. Selain mereka, masih banyak petugas kebersihan yang bergaji minim. Ini lantaran mereka bukanlah pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU).
Sedangkan Eni, pegawai swasta di daerah Sawah Besar, menilai, kinerja Pemprov DKI Jakarta sudah baik. Menurut dia, program-program yang telah berjalan serta memberi dampak perubahan agar dapat diteruskan. Salah satu program yang sudah optimal dari sektor kebersihan. "Biar makin bersih dan nyaman Jakartanya," kata Eni saat ditemui.
Kemudian Doni, pedagang batagor di wilayah Stasiun Kota, mengaku pedagang kecil sepertinya sekarang mengalami kesusahan berjualan. "Pengennya sih bisa jualan enak terus dapat untung. Semoga yang kecil-kecil gini diperhatikan," ujar Doni saat berjualan di dekat Stasiun Kota Tua.
Harapan juga disuarakan oleh aparatur sipil negara yang bekerja di Ibu Kota. Hanida, PNS di gedung MPR/DPR/DPD, berharap agar Jakarta semakin aman dan nyaman. Banjir dan macet yang selalu menjadi masalah diharapkan bisa diminimalisasi. "Lebih lagi bisa mewujudkan janji-janji waktu pilkada kemarin," katanya.
PNS lainnya, Eko Pujiatno, menginginkan agar Anies-Sandi bisa menjadi contoh bagi masyarakat kecil. Secara khusus, dia berharap agar pedagang kecil diayomi dan dilindungi. "Kurangi preman-preman di pinggir jalan dan pengamen jalanan. Kalau bisa mereka dibina mereka," ujar Eko.
Selain itu, dia juga berharap agar aturan denda progresif untuk kendaraan bermotor dikurangi atau dihapuskan. Menurut Eko, besaran denda tentu mudah untuk dibayarkan bagi masyarakat dari kalangan pengusaha, tapi tidak untuk masyarakat kecil.
Budaya betawi
Ketua Umum Komunitas Budaya Betawi Sikumbang, Roni Adi, berharap Anies-Sandi akan memberikan lebih banyak panggung bagi para seniman Betawi untuk menampilkan karya dan kemampuan. Tanpa itu, mustahil budaya Betawi dapat berkembang dengan baik.
"Sebenarnya budaya Betawi itu kan salah satu budaya bangsa yang lain. Cuma karena Jakarta itu sebagai etalase nusantara, Betawi menjadi tuan rumah. Sepantasnya budaya Betawi mendapat panggung untuk dirayakan," kata dia.
Ia menambahkan, selama ini beberapa panggung kebudayaan Jakarta justru diisi kesenian dari luar. Misalnya, Panggung Miss Tjitjih di Kemayoran justru menjadi ajang pentas bagi kesenian asal tanah Sunda. Ada pula panggung pertunjukan wayang orang Bharata yang diisi oleh seniman Jawa. "Orang Betawi di mana? Padahal di sini ada (kesenian Betawi). Kita ingin ini dilestarikan," ujar Roni.
Menurut dia, tidak sulit bagi pemerintahan mendatang untuk mendorong kebudayaan Betawi. Semua sudah ada dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi. Intinya tinggal aplikasi. Misalnya, lanjut Roni, dengan mengadakan panggung budaya Betawi per bulan dan melibatkan seniman-seniman lokal.
Instansi-instansi pemerintah juga hendaknya mengenakan baju sadariah yang merupakan pakaian khas Betawi setiap sepekan sekali. Hotel-hotel di Jakarta perlu diatur agar memasang ikon budaya Betawi minimum sebulan sekali.
Lebih lanjut, Roni menilai, pengembangan kesenian sangat penting bagi masyarakat Jakarta di tengah kondisi yang makin keras. Kondisi lingkungan yang kian macet dan udara yang semakin tidak sehat dapat memengaruhi psikologis warga. "Kalau tidak ada kegiatan mengolah rasa kesenian, masyarakat Jakarta akan tumbuh menjadi orang yang keras," ujar Roni.
Seorang karyawati swasta di Jakarta Barat, Mega Lestari (18 tahun), menyampaikan harapan yang sama. Ia berharap Anies-Sandi dapat memberikan wadah kepada para seniman Betawi agar lebih dikenal. Dengan begitu, kebudayaan Betawi akan semakin lestari. "Jangan sampai mati kebudayaan ini. Bagus kalau ada pementasan seni di setiap wilayah," kata Mega.
(Tulisan ini diolah oleh Muhammad Iqbal).