REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Para pengungsi bencana erupsi Gunung Agung di wilayah Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali mengisi waktu luang dengan mengayam berbagai kebutuhan ritual keagamaan Hindu. "Kami melakoni aktivitas menganyam sejak awal tiba di sini (pengungsian). Hitung-hitung dari pada diam lebih baik ambil pekerjaan sederhana," kata Dewa Putu Artha, salah satu pengungsi, Ahad (15/10).
Ia menjelaskan, jenis anyaman yang dibuat merupakan jenis anyaman untuk tempat sarana ritual, semacam kapar namun terbuat dari bambu khusus. Meskipun hasil tidak seberapa, hasil yang didapat lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain makan. "Makan sudah ditanggung di pengungsian. Jadi, uangnya untuk disimpan saja untuk jaga-jaga," tutur dia.
Artha lebih lanjut mengungkapkan, satu jenis anyaman dijual dengan harga kisaran Rp 5.000 sampai Rp 7.000 tergantung ukuran anyaman yang dibuat. Dia dan beberapa rekannya bekerja sama dengan pengepul asal Kabupaten Bangli. Setiap satu pekan, hasil anyaman akan dibawa dan dijual kembali ke berbagai wilayah di Pulau Dewata.
Nengah Srimpen, salah satu pengungsi lain mengaku senang bisa melakukan pekerjaan sampingan, ketimbang hanya berdiam diri dan meratapi nasib sebagai pengungsi. "Lumayan hasilnya cukup untuk uang sehari-hari. Kami juga senang melakoni karena bahan juga sudah disiapkan tinggal anyam saja," katanya.