REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Deddy Mizwar menanggapi santai dirinya tidak masuk kriteria calon gubernur dari poros baru bentukan Partai Gerindra, Demokrat, PPP dan PAN. Menurutnya, hal tersebut bagian dari dinamisme dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun depan.
"Itu kan dinamika, namanya usaha orang mencari yang terbaik sah-sah saja," ujar pria yang akrab disapa Demiz itu, Kamis (12/10).
Terkait perkembangan hubungan dengan partai Gerindra pascapenarikan dukungan, Demiz pun menegaskan tidak ada masalah. "Sehat-sehat aja, baik-baik aja. Sama PKS juga sama, masih baik," katanya.
Seperti diberitakan sebelumny, nama Deddy Mizwar dinilai tidak masuk dalam kriteria partai yang membentuk poros baru untuk didukung maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat tahun depan.
"Partai poros baru mengusulkan nama-nama untuk diukur oleh lembaga survei yang kredibel. Kami sepakat tidak mau terjebak mengunci nama kandidat," ujar Mulyadi di Kantor DPD Partai Gerindra Jabar, Rabu (11/10) lalu.
Adapun nama yang diusulkan adalah Mulyadi yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar dan Burhanudin Abdullah yang merupakan kader Partai Gerindra dan Gubernur BI pada 2003. PAN mengusulkan Anggota DPR RI Desy Ratnasari, Partai Demokrat Jabar diusulkan nama Iwan Sulandjana, Dede Yusuf, dan Herman Khoeron. Sedangkan dari PPP mengusulkan nama Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Asep Maoshul.
Meski begitu, nama tersebut ia katakan masih cair dan dapat berubah, sesuai dengan dinamika politik yang terjadi. Nanti ditentukan parameter kandidat yang direkomendasikan melalui program kajian bernama Poros Baru Mendengar.