Kamis 12 Oct 2017 02:25 WIB

Menengok Jagung di Tengah Punahnya Kayu Ulin

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Polisi menunjukkan hasil temuan kayu ulin ilegal di Sampit, Kalimantan Timur. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Polisi menunjukkan hasil temuan kayu ulin ilegal di Sampit, Kalimantan Timur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jalanan di kiri dan kanan nenuju Desa Pandan Sari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, terbentang lapangan rumput yang sekilas terlihat seperti sawah. "Itu rumput. Bukan sawah, tapi rumput gambut," ujar salah seorang warga Banjarmasin, Suwito.

Ya, jarak antara Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut memang bisa ditempuh jalur darat selama satu jam, sehingga iklim wilayah serta budaya kedua wilayah ini pun tentu serupa. Misalnya, saja dari bentuk rumah yang sudah terlihat khasnya mulai dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin.

Rumah adat Baanjung merupakan nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah satu rumah adat yang cukup unik gaya arsitekturnya. Rumah-rumah itu pun didiami oleh Suku Banjar yang memang suku dominasi di wilayah Kalimantan Selatan.

Dalam bahasa Banjar, ba-anjung berarti beranjung atau bersayap. Hal ini terlihat dari adanya sayap bangunan yang menjorok dari samping kiri dan kanan bangunan utama. Sayap ini merupakan bangunan tambahan di kanan kiri rumah.

Kayu ulin, kayu lanan, dan kayu damar putih merupakan material utama yang digunakan dalam konstruksi dan bangunan rumah adat Kalimantan Selatan ini. Bagian depan rumah menggunakan papan kayu ulin, sedangkan bagian samping dan belakang menggunakan papan kayu lanan dan kayu damar putih.

Kayu ulin memang identik dengan Kabupaten Tanah Laut, seperti yang diungkapkan oleh Bupati Tanah Laut, Bambang Alamsyah dalam acara launching Gerakan Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. "Ingat kita pernah punya pengalaman pahit. Ingat kayu? Orang kalau mengenal kayu ulin pasti mengingat Tanah Laut, " ujar dia, Rabu (11/10).

Ia menyatakan, kekecewaannya terhadap habisnya kayu ulin, tetapi rakyat tidak menikmati hasil dari punahnya kayu ulin tersebut. "Tinggal banjirnya saja," ujar Bambang lagi. Untuk itu saat ini, batu bara mulai dieksploitasi. Dan Bambang mewanti-wanti sekali agar jangan sampai batu bara ini habis, atau kejadian serupa seperti kayu ulin bisa terulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement