Rabu 11 Oct 2017 14:14 WIB

'Gunung Agung Lebih Gembung Tanda akan Meletus'

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gunung Agung, Bali.
Foto: ABC News
Gunung Agung, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Plt Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM Rida Mulyana tetap mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekat ke kawasan Gunung Agung, Bali. Karena, sampai saat ini status Gunung Agung masih berbahaya dan berpotensi terjadi letusan.

Menurut Rida, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi. Dalam sehari pihaknya mencatat terjadi 800 gempa bumi di sekitaran wilayah Gunung Agung. Kondisi itu, menunjukan pergerakan magma semakin dekat ke permukaan. "Jumlah gempa di sana sangat tinggi. Sehari rata-rata 800 kali," ujar Rida saat ditemui di Kantor Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (11/10).

Selain itu, kata dia, kondisi gunung sekarang terlihat mengembung. Hal itu disebabkan adanya tekanan magma dari dalam. "Gunung itu gembung, jadi gemuk karena ada dorongan magma di bawah. Itu tanda akan meletus. Tapi kapannya (meletus) kita tidak tahu," kata Rida.

Melihat perkembangan yang ada, Rida menyarankan masyarakat untuk tidak mendekat ke kawasan Gunung Agung. Selain itu masyarakat yang berada di zona sembilan kilometer dan 12 kilo meter dari Gunung Agung tetap harus diungsikan.

"Psikologi masyarakat menganggap boong-boongan. Tapi kami melihat data. Gunung itu gembung itu tanda akan meletus. Pokoknya kita harus siap-siap yang terburuk kita harapkan yang terbaik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement